Laporan Farmakognosi "INDENTIFIKASI AMILUM"
PERCOBAAN I
IDENTIFIKASI
AMILUM SECARA KIMIAWI DAN MIKROSKOPI
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Amilum merupakan campuran dua macam stuktur
polisakarida yang berbeda yaitu amilosa (17-20%) dan amilopektin (8380%).
Amilum juga didefinisikan sebagai karbohidrat yang berasal dari tanaman,
sebagai hasilfotosintesis, yang disimpan dalam bagian tertentu tanaman sebagai
cadangan. Sifatnya yang inert dan dapat
tercampurkan dengan sebagian besar bahan
obat merupakan kelebihan dari amilum sebagai eksipien (Priyanta, dkk,
2011).
Umbi
suweg seperti jenis umbi-umbi lainnya, juga mengandung amilum dan amilopektin.
Amilum merupakam polimer dalam gllukosa dalam bentuk anhidrat. Amilum mempunyai
dua ikatan glikoidik yang merupakan golongan daro dua polisakarida yaitu
amilosa dan amilopektin (Suryani, dkk 2013).
Amilum merupakan hmopolimer glukosan dengan ikatan
α-glikosidik. Amilum terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air
panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidsk larut disebut
amilopektin. Amilosa mempunyai sturktur lurus sedangkan amilopektin mempunyai
cabang (Pramesti, dkk, 2015).
Umbi-umbian merupakan salah satu
sumber karbohidrat yang disimpan dalam bentuk polisakarida seperti pati/amilum.
Amilum dapat diisolasi dengan mengekstrak ubi dengan air. Selanjutnya endapan
yang diperoleh diekstrak dengan etanol. Secara umum, amilum terdiri dari 20%
bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yag tidak larut air
(amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asama mineral menghasilkan glukosa
sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan, 2004).
Amilum juga disebut dengan pati.
Pati yang diperdagangkan diperoleh dari berbagai bagian tanaman, misalnya
endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi ; dari umbi kentang ; umbi akar
Manihot esculenta (pati tapioka); batang Metroxylon sagu (pati sagu); dan
rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna edulis, Maranta
arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn, 1995).
2. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah
dari percobaan ini adalah bagaimana macam-macam amilum yang umum digunakan
dalam sediaan farmasi
secara kimiawi dan mikroskopik?
3. Tujuan
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan dapat membedakan macam-macam
amilum yang umum digunakan dalam sediaan farmasi secara kimiawi dan mikroskopik.
4.
Manfaat
Manfaat
dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan dapat membedakan
macam-macam amilum yang umum digunakan dalam sediaan farmasi secara kimiawi dan mikroskopik.
B. BAHAN
1.
Klasifikasi
a.
Beras
(Oryza sativa) (Anonim, Analisis
hasil penelitian arkeologi III, Hal: 86)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub
divisio : Angiospermae
Class
: Monokotiledoneae
Ordo : Poales
Famili : Graminae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
b.
Jagung
(Zea mays) (Rochani, Bercocok Tanam
Jagung. Hal : 8)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub
divisio : Angiospermae
Class
: Monokotiledoneae
Ordo : Graminae
Famili : Maydeae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
c.
Kentang
(Solanum tuberosum) (Setiadi,
Budidaya Kentang. Hal : 31)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Subclass
: Dicotiledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.
d.
Sagu
(Metrixylon sago) (Erliza, Teknologi
Bioenergi, Hal: 48)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Angiospermae
Subclass
: Dicotiledoneae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Metrixylen
Spesies : Metrixylon sago
C. DESKRIPSI
TANAMAN
1. Amilum
Oryzae (Pati Beras)
Rumput semusim, tingginya 50-130 cm.
Akar berserabut, batang tegak, tersusun dari deretan buku-buku dan ruas,
jumlahnya tergantung pada kultivar dan musim pertumbuhannya; masing-masing buku
dengan daun tunggal, kadang-kadang juga dengan akar, ruas biasanya pendek pada
pangkal tanaman. Daun dalam 2 peringkat; pelepah saling menutupi satu sama lain
membentuk batang semu, terakhir membungkus ruas; helaian daun memita.
Perbungaan malai, di ujung ranting, buliran tunggal, melonjong sampai melanset,
berisi bunga biseksual tunggal.Buah jali bervariasi dalam ukuran, bentuk dan
warna, membulat telur, menjorong atau menyilinder, seringkali berwarna kuning
keputihan atau coklat.
2. Amilum
Maydis (Pati Jagung)
Rumput berumah satu, tegak, dengan
sistem perakaran terdiri dari akar serabut.Batang biasanya tunggal.Daun tumbuh
berseling pada sisi yang berlainan pada buku, dengan helaian daun yang
bertumpang tindih, aurikel diatas; helaian daun memita-memanjang. Perbungaan
jantan dan betina terpisah pada satu tumbuhan yang sama; bunga jantan merupakan
malai terminal. Perbuahan yang masak dalam bentuk tongkol.Bijinya biasanya
lonjong, warna bervariasi dari putih hingga kuning, merah atau keunguan hingga
hitam.
3. Amilum
Solani (Pati Kentang)
Tumbuhan
terna dengan banyak cabang, tegak, umbi berbentuk membulat hingga menjorong,
warnanya sangat beragam, kulit umbi bersisik atau halus, biasanya terdapat
beberapa mata tunas.Batang biasanya berongga, bersayap. Daun berseling,
bertangkai, majemuk menyirip gasal, dengan atau tanpa banyak pinak daun, pinak
daun samping berhadapan atau berseling, membundar telur hingga
menjorong-membundar telur, pinak daun yang terkecil agak duduk, berbentuk
membundar telur hingga agak membundar, pinak daun ujung biasanya yang terbesar.
Semua pinak daun berbulu padat, berwarna hijau gelap, berurat daun
menyirip.Perbungaan malai.Bunga putih atau putih ditutupi dengan merah jambu
atau ungu, ditengah kuning kehijauan; kelopak menggenta, bagian luar berbulu;
mahkota bagian luar berbulu.Buah buni agak membulat, berwarna hijau-kuning,
berbiji banyak, beracun.Biji pipih, berbentuk agak membundar hingga membundar
telur, berwarna kuning pucat kecoklatan.
4. Amilum
Sagu (Pati Sagu)
Palem dengan tinggi sedang, setelah
berbunga mati.Akar dengan benang pembuluh berserabut yang ulet, mempunyai akar
nafas. Batang berdiameter hingga 60 cm, dengan tinggi hingga 25 m. Daun
menyirip sederhana, dengan tangkai daun sangat tegar, melebar pada pangkalnya
menuju pelepah yang melekat pada batang, pelepah dan tangkai daun berduri
tajam. Perbungaan malai di pucuk, bercabang-cabang sehingga menyerupai payung,
bunga muncul dari percabangan berwarna coklat pada waktu masih muda, gelap dan
lebih merah pada waktu dewasa; bunga berpasangan tersusun secara spiral,
masing-masing pasangan berisi 1 bunga jantan dan 1 bunga hermafrodit, biasanya
sebagian besar bunga jantan gugur sebelum mencapai antesis. Buah pelok
membulat-merapat turun sampai mengerucut sungsang, tertutup dengan sisik,
mengetupat, kuning kehijauan, berubah menjadi bewarna kuning jerami atau
sesudah buah jatuh; bagian dalamnya dengan suatu lapisan bunga karang berwarna
putih.Biji setengah membulat, selaput biji merah tua.
D. HASIL
PENGAMATAN
1) Identifikasi Amilum Secara Kimiawi
|
No.
|
Perlakuan
|
Perubahan Warna
|
|
|
Sebelum
dipanaskan
|
Setelah
dipanaskan
|
||
|
1.
|
Amylum
solani + I2
|
![]()
Abu-abu dengan endapan di bawah
|
![]()
Bening dengan endapan hitam dibawa
|
|
2.
|
Amylum
oryzae + I2
|
![]()
Ungu muda
|
![]()
Bening dengan endapan putih dibawah
|
|
3.
|
Amylum
maydis + I2
|
![]()
Putih kecoklatan
|
![]()
Bening dengan endapan putih dibawah
|
|
4.
|
Amylum
sagu + I2
|
![]()
Ungu
|
![]()
Putih
|
2) Identifikasi Amilum Secara Mikroskopi
|
No.
|
Bahan Uji
|
Gambar
Mikroskop
|
Keterangan
|
||||||||
|
1.
|
Amylum solani
|
![]()
![]() |
1.
Hilus
2.
Lamella
|
||||||||
|
2.
|
Amylum oryzae
|
![]() |
1.
Hilus
|
||||||||
|
3.
|
Amylum maydis
|
![]() |
Amilum berkelompok, hilus dan
lamelanya tidak terlalu jelas.
|
||||||||
|
4.
|
Amylum sagu
|
|
1.
Hil us
2.
Lamella
|
E. PEMBAHASAN
Farmakognosi
merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau karakteristik obat yang berasal dari bahan
alam. Farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang
meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme, dan mineral. Perkembangan farmakognosi
saat ini sudah melibatkan hasil penyarian atau ekstrak yang tentu tidak akan
bisa dilakukan indentifikasi zat aktif jika hanya mengandalkan mata. Dengan
demikian, cara identifikasi juga semakin berkembang dengan menggunakan
alat-alat cara kimia dan fisika.
Amylum adalah jenis polisakarida
yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi,
daun, batang, dan biji-bijian. Amylum terdiri dari dua macam polisakarida yang
kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %)
dan sisanya amilopektin. Amilosa: Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan
dengan ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.
Amilopektin:Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan
1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-glikosidik. adanya ikatan
1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin
berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari
pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa.
Amylum
terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yag tidak larut
air (amilopektin). Hidrolisis amylum oleh asam mineral menghasilkan glukosa
sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif. Amylum dapat dihidrolisis
sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga
dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan
yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amylum
yang terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amylum diubah menjadi
maltosa dalam bentuk β – maltose.
Identifikasi amilum
secara mikroskopis dan secara kimiawi. Sampel yang digunakan pada percobaan
kali ini adalah amilum -
amilum yang diamati yaitu amilum beras (Oryza
sativa), amilum sagu (Metroxylon sagu),
amilum kentang (Solanum tuberosum)
dan amilum jagung (Zea mays).
Identifikasi
secara kimiawi kandungan amilum bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau
tidaknya amilum dalam sampel yakni dengan cara uji iodine. Pada uji ini sampel
yang mengandung amilum akan berubah warna menjadi biru. Sampel terlebih dahulu
dipanaskan agar amilum dapat larut sempurna dnegan air sehinggga lebih mudah
dalam pendeteksian kandungan amilum. Berdasarkan hasil percobaan sampel yang
telah dipanaskan kemudian ditetesi dengan iodine berubah menjadi biru ini
dikarenakan warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan
kompleks antara amilum dengan iodin.
Dalam larutan yang cukup dingin, amilum
akan sangat susah melarut. Hal ini disebabkan oleh panjangnya atom karbon (C)
dari amilum sehingga mengikuti sifat hidrokarbonnya. Untuk mengatasi hal ini
sampel amilum dipanaskan. Pemanasan ini membuat ikatan-glikosidik pada amilosa
dan amilokpektin yang saling terhubung putus. Putusnya ikatan glikosidik ini
membuat iodium akan mudah bereaksi dengan amilum. Hasilnya setiap amilum
menjadi berwarna biru gelap ketika direaksikan dengan amilum.Warna biru gelap
ini menandakan jika sampel positif mengandung amilum.Iodium merupakan salah
satu unsur kimia golongan transisi.Unsur-unsur transisi memiliki orbital
molekul yang tidak terisi penuh. Elektron-elektron dari amilum kemudian akan
masuk dan menduduki tempat yang kosong pada iodium sehingga terjadilah kompleks
diman iodium sebgai atom pusat dan amilum sebagai ligan. Namun ada salah satu
sampel yang tidak mengalami perubahan warna yaitu sampel pati sagu, hal ini
terjadi karena adanya kesalahan dalam praktikum yaitu sampel sagu yang diambil
lebih banyak dibandingkan dengan pereaksi amilum yang diberikan sehingga tidak
terjadi perubahan warna.Setelah didinginkan sesaat, amilum kembali dipanaskan.
Pemanasan yang kedua ini untuk menguji
apakah warna biru yang dihasilkan cukup
kuat untuk bertahan lebih lama. Ternyata, warna biru keunguan yang terdapat
didalam sampel hilang dan berubah menjadi warna bening dengan endapan
dibawahnya. Perubahan tersebut disebabkan oleh putusnya ikatan kompleks antara
amilosa dan iodin, hal tersebut membuktikan bahwa hasil dari ke empat amylum tersebut positif mengandung
pati.

Identifikasi
amilum secara mikroskopis bertujuan agar kita lebih mengetahui bentuk-bentuk
yang khas dari masing-masing amilum pada sampel sehingga kedepannya akan lebih
memudahkan praktikan dalam membuat sediaan farmasi.
Amylum maydis
(pati jagung) adalah pati yang diperoleh dari biji zea mays L. (familia Poaceae) yang berupa
serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi
banyak, bersudut, ukuran 2 µm sampai 23 µm atau butir bulat dengan diameter 25
µm sampai 32 µm, hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2
sampai 5, tidak ada lamella. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak
bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus. Untuk identifikasi secara
kimiawi sama dengan amylum manihot.
Amylum
oryzae (pati beras) adalah amylum yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. (familia
Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu
berupa butir bersegi banyak ukuran 2 µm sampai 5 µm, tunggal atau majemuk
bentuk bulat telur ukuran 10 µm sampai 20 µm. hilus di tengah tidak terlihat
jelas, tidak ada lamella konsentris. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi
tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
Amylum
solani (pati kentang) adalah pati yang diperoleh dari umbi solanum tuberosum
(familia Solanaceae).Yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara
mikroskopik yaitu berupa butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur
ukuran 30 µm sampai 100 µm, atau membulat ukuran 10 µm sampai 35 µm, butir
majemuk jarang, terdiri dari 2 sampai 4, hilus berupa titik pada ujung yang
sempit dengan lamella konsentris jelas terlihat, jika diamati dibawah cahaya
terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam memotong pada hilus.
Hasil
yang diperoleh pada praktikum ini disediakan 5 macam larutan amilum, yaitu :
pati jagung, pati
beras, pati kentang, dan pati sagu. Keempat larutan pati tersebut masing-masing diberi dengan satu
tetes larutan iodium. Tujuan dari penambahan larutan iodium adalah untuk
mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam larutan tersebut yang dapat
diketahui dengan adanya perubahan warna. Kondisi larutan setelah ditetesi
iodium yaitu terdapat perubahan warna pada keempat sampel dari sebelumnya yang
tidak berwarna atau jernih. Pati jagung berubah menjadi putih kecoklatan,
setelah itu dipanaskan dan menghasilkan warna bening dengan endapan putih
dibawah. Pati beras berubah menjadi warna ungu muda, dan setelah
dipanaskan berubah warna menjadi bening dengan endapan putih dibawah.
Sedangkan, pada pati kentang berubah menjadi abu-abu, dan setelah
dipanaskan berubah warna mejadi seperti semula yaitu bening dengan endapan
hitam dibawah, pada amilum yang terakhir yaitu pati sagu berubah
warna menjadi ungu, setelah
dipanaskan, pati tersebut berubah warna menjadi putih. Hal
ini menunjukkan bahwa masih terdapat amilum dalam keempat larutan pati
tersebut, namun amilum yang terkandung di dalamnya berada dalam keadaan rusak
sehingga tidak menunjukkan perubahan warna yang signifikan.
Pada industri
farmasi amilum mempunyai banyak bermanfaat, diantaranya amilum biasa
digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu dalam
pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat,
dan bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral
sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dan amilum gliserin biasa digunakan
sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria.
F. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a.
Amilum
solani memiliki amilum tunggal, tidak
beraturan atau bulat telur. Butir majemuk jarang, terdiri 2-4. Hilus berupa
titik pada ujung yang sempit. Lamella konsentris jelas, amilum solani
menghasilkan warna biru keungguan dan saat diapanaskan warna berubah menjadi bening
b.
Amilum
oryzae, butir bersegi banyak, tunggal
atau majemuk bentuk bulat. Hilus di tengah tidak terlihat jelas, tidak ada
lamella konsentris. Amilum oryzae menghasilkan warna biru keungguan dan saat
dipanaskan berubah warna menjadi bening.
c.
Amilum
maydis, butir bersegi banyak,
tunggal/majemuk bentuk bulat telur. Hilus di tengah tidak terlihat jelas. Tidak
ada lamella.. Pada uji kimiawi, amilum maydis
menghasilkan warna ungu tua, dan saat dipanaskan warna berubah menjadi
bening.
d.
Amilum
sagu, Butiran bulat atau butir telur,
tunggal. Amilum bertipe kosentrik, terdapat hilus dan lamela, namun hilus dan
lamelanya tidak terlalu jelas kelihatan. Pada uji kimiawi, amilum sagu menghasilkan warna putih, dan saat
dipanaskan warna berubah menjadi bening.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya praktikan
mengikuti praktikum dengan tenang dan tertib agar praktikum dapat berjalan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Erliza, H.,
dkk, 2008, Teknologi Bioenergi, PT
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhanedisi ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Gunawan,D.,Mulyani,S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Pramesti, H. A., Kusoro, S., dan
Edy, C., Analisis Rasio Kadar Amilosa/Amilopektin dalam Amilum dari Beberapa
Jenis Umbi, Indonesia Journal of Chemical
Science Vol. 4(1).
Priyanta, R. B. S., Cokorda, I. S. A,. I G.N. Jemmy, dan Anton, P.,
2011, Sifat
Fisik Granul Amilum Jagung yang Dimodifikasi secara Enzimatis dengan
Lactobacilus acidophilus Pada Berbagai Waktu Fermentasi.
Rochani,
Siti, 2007, Bercocok Tanam Jagung,
Bandung: Azka Press.
Setiadi,
2009, Budi Daya Kentang, Jakarta:
Penebar Swadaya.
Suryani,
N., M.Yanis, M., dan Afit, S., 2013, Penggunaan Amilum Umbi Suweg (Amorphophallus campanulatus BI. Decne)
Sebagai Pengikat Tablet Ibuprofen Dengan
Metode Granulasi Basah, Prosiding Seminar Nasional Perkembangan
Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013.













Comments
Post a Comment