Laporan Farmakognosi "PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIK"
PERCOBAAN
III
PEMERRIKSAAN SIMPLISIA SECARA
MIKROSKOPIK
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Simplisia
adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat, belum mengalami pengolahan
apapun, dan jika dinyatakan atau disebutkan lain, simplisia merupakan bahan
yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani,
dan simplisia pelican atau mineral
(Anonim, 2003).
Kelor (Moringa
oleifera) merupakan tanaman asli Indonesia yang dapat dipergunakan sebagai
obatobatan, dan antioksidan. Penelitian secara in vitro dari ekstrak daunnya
membuktikan adanya aktivitas antimikroba pada bakteri Pseudomonas aeruginosa
dan Salmonella enteriditis. Didapatkan KHM (Kadar Hambat Minimum) dan KBM
(Kadar Bunuh Minimum) ekstrak daun kelor terhadap P. aeruginosa adalah 20 mg/dl
dan 40 mg/dl. Kandungannya berupa
flavonoid, tanin dan saponin yang memiliki potensi sebagai antibakteria dan
antifungal. Flavonoid memiliki peran sebagai antibiotik dengan target spektrum
luas (Ananto, dkk, 2015).
Tanaman mengkudu
mengandung senyawa bersifat antibakteri yaitu antrakuinon, alkaloid, flavonoid,
acubin dan alizarin yang mampu melawan mikroorganisme patogen. Potensi yang
dimiliki mengkudu sebagai antibakteri diharapkan dapat menjadi suatu kajian
penelitian yang menarik jika diuji pada patogen tanaman khususnya BDB dalam
bentuk ekstrak dari buah maupun dari daun mengkudu (Baroroh, dkk, 2014).
Lada
hitam/merica hitam (Piperis nigri fructus) berasal dari tanaman Piper
nigrum L (Piperaceae) digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu dapur
untuk menambah cita rasa masakan. Lada
hitam memiliki kandungan kimia berupa saponin, flavonoida, minyak atsiri,
felandren, dipenten, kariopilen, limonen, alkaloid, piperina, kavisin,
karvakrol, kalamin dan minyak lemak. Bau khas aromatik, rasa pedas, hangat dan
sedikit pahit dari lada hitam bermanfaat sebagai penyegar, penghangat badan,
merangsang semangat dan meningkatkan
sekresi keringat (Sumarny, dkk, 2011).
Pepaya merupakan
tanaman buah dari famili caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah
dan Hindia Barat bahkan kawasan Meksiko dan
Koasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam di daerah tropis maupun sub
tropis, dapat tumbuh di tempat basah
maupun kering atau dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dari permukaan laut).
Buah pepaya merupakan buah meja yang bermutu dan bergizi tinggi (Nurviani, dkk,
2013).
Pemeriksaan mikroskopik terhadap
serbuk simplisia dilakukan dengan cara meneteskan kloralhidrat di atas kaca
objek, kemudian di atasnya diletakkan serbuk simplisia, lalu ditutup dan dilihat
di bawah mikroskop. Pemeriksaan mikroskopik untuk melihat adanya butir pati
dilakukan di dalam media air (Enda, 2009).
2.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah
dari ini adalah bagaimana cara melakukan identifikasi simplisia dengan
mikroskop serta menyebutkan ciri khas simplisia yang diperiksa ?
3.
Tujuan
Tujuan
pada percobaan ini adalah untuk melakukan identifikasi simplisia dengan
menggunakan mikroskop serta dapat menyebutkan ciri khas simplisia yang
diperiksa..
4.
Manfaat
Manfaat pada ini
adalah agar mahasiswa dapat mengidentifikasi simplisia dengan menggunakan
mikroskop serta dapat menyebutkan cirri khas simplisia yang diperiksa.
B. Bahan
Klasifikasi Tanaman
1.
Asam (Rochani, 2007)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Tamarindus
Spesies : Tamarindus
indica L.
2.
Alpukat
(Song dan Sri, 2015)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ranales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana
Mil
3.
Belimbing wuluh (Rahayu, 2013)
Regnum :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Geraniales
Famili :
Oxalidaceae
Genus :
Averrhoa
Spesies : Averrhoa
bilimbi
4.
Pepaya
(Rochani, 2001)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica
papaya L.
5.
Jambu mete (Hambali,
2007)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili :
Anacardiaceae
Genus :
Anacardium
Spesies : Anacardium
occidentale L
6.
Kangkung (Hardiyanthi, 2015)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliapsida
Ordo : Solanales
Famili : Convovulceae
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomoea reptans
7.
Kelor (Rochani,2007)
Regnum :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Class :
Magnoliopsida
Ordo :
Brassicales
Famili :
Moringaceae
Genus :
Moringa
8.
Jarak (Hardiyanthi, 2015)
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Euphorbiales
Famili :
Euphorbiaceae
Genus :
Jatropha
Spesies :
Jatropha curcas
9. Ubi kayu (Rochani,
2007)
Devisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Familia : euphorbiaceae
Genus : Manihot
Species : Manihot utilissima
10. Kembang sepatu (Rahayu, 2013)
Divisi :Spermatophyta
Spermatophyta
Kelas :Dicotyledonae
Ordo :
Malvales
Famili :
Malvaceae
Genus :
Hibiscus
Spesies : Hibiscus
rosa sinensis L
11. Mengkudu (Hardiyanthi,
2015)
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledone
Ordo :
Rubiales
Famili :
Rubiaceae
Genus :
Morinda
Spesies : Morinda
citrifolia L.
12.
Jambu biji (Rochani, 2007)
Regnum :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Myrtales
Familia :Myrtaceae
Genus :Psidium
Spesies :Psidium guajava
13. Kencur (Hambali,
2007)
Divisi : Tracheopyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberale
Familia : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaempferia
galangal L
14. Kunyit (Setiadi, 2009)
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zungiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcumadomestica
Val.
15.
Lengkuas (Setiadi, 2009)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : zingiberales
Famili : Alpinieae
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia galangal
16.
Temulawak
(Hambali, 2007)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class
: Liliopsida
Ordo
: Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus
: Curcuma
Spesies
: Curcuma xanthorrhiza
Rox
17. Jahe (Rochani,
2007)
Divisi : Spermatophyta
Kelas
: Monocotyledoneae.
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Zingiber
Species
: Zingiber officinale L
18.
Kayu secang (Hardiyanthi, 2013)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Theales
Famili : Dipterocarpaceae
Genus : Hopea
Spesies : Hopea sp.
19.
Ketumbar (Hardiyanthi, 2015)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Apiles
Famili : Apiaceae
Genus : Coriandrum
Spesies : Coriandrum
C. DESKRIPSI
TANAMAN
1. Mengkudu
Tumbuhan ini
berbentuk pohon dengan tinggi 4-8 cm. Batang berkayu, bulat, kulit kasar,
percabangan monopoidal.Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal
runcing.Panjang 10-40 cm. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang
sari 5. Buah bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm,
hijau kekuningan (Depkes
RI, 1980).
2. Pepaya
Pepaya
merupakan tanaman herba. Batangnya berongga, biasanya tidak beracun, dan
tingginya dapat mencapai 10 m. Daunnya merupakan daun tunggal, berukuran besar,
dan bercangkap. Tangkai daun panjang dan berongga. Bunganya terdiri dari tiga
jenis, yaitu bunga jantan, bunga betina, dan bunga semurna. Bentuk buah bulat
sampai lonjong. Batang, daun, dan buahnya mengandung getah yang memiliki daya
enzimatis, yaitu dapat memecah protein. Pertumbuhan tanaman papaya termasuk
cepat karena antara 10-12 bulan setelah ditanam buahnya telah dapat dipanen (Depkes RI, 1980).
3. Lada
Hitam
Tanaman herbal tahunan, memanjat.Batang
bulat, beruas, bercabang, mempunyai akar pelekat, warna hijau kotor. Daun
tunggal, bulat telur, pangkal bentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang
5-8 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk
bulir, menggantung, panjang 3,5-22 cm, warna hijau. Buah buni, bulat, buah muda
berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah (Depkes RI, 1980).
4. Kelor
Daunnya majemuk menyirip ganda 2-3 ,
posisisinya tersebar, tanpa daun penumpu, atau daun penumpu telah mengalami
metamorfosis sebagai kelenjar-kelenjar pada pangkal tangkai daun. Bunga banci,
zigomorf, tersusun dalam malai yang terdapat dalam ketiak daun, dasar bangun
mangkuk, kelopak terdiri atas 5 daun kelopak, mahkotapun terdiri atas 5 daun
mahkota,5 benang sari, bakalbuah, bakal biji banyak, buahnya buah kendaga yang
membuka dengan tiga katup yang panjang sekitar 30 cm, biji besar, bersayap,
tanpa endosperm, lembaga lurus (Depkes RI, 1980).
5. Alpukat
Tanaman
alpukat berupa pohon dengan tinggi kurang dari 10 meter, batangnya berkayu,
daunnya tunggal, bulat telur, bertangkai, berbulu, panjang 10-20 cm, lebar 3-10
cm dan berwarna hijau. Bungannya majemuk, bentuk malai, tumbuh diujung ranting,
warna putih kekuningan. Buahnya berbentuk bunih, bulat telur, panjang 5-20 cm,
berbintik-bintik, daging buah jika sudah masak akan lunak, warnanya hijau atau
kuning keunguan. Bijinya bulat dengan diameter 2,5-5 cm, keping biji putih
kemerahan (Depkes RI, 1980).
6. Belimbing
Tumbuhan yang hidup pada ketinggian 5
hingga 50 meter. Batang utamanya pendek dan cabang utamanya rendah. Batangnya
bergelombang(tidak rata). Daunnya majemuk, berselang seling, panjang 30-60 cm
dan berkelompok diujung cabang. Pada setiap daun terdapat 11 sampai 37 anak
daun yang berselang-seling berpasangan. Anak daun berbentukoval. Bunganya
memiliki rasa asam, berukuran kecil. Buahnya berbentuk elips hingga seperti
torpedo, dengan panjang 4-10 cm (Depkes RI, 1980).
7. Kencur
Simplisia berupa irisan pipih, bau khas,
rasa pedas, bentuk hamper bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 1-4
mm, panjang 1-5 cm, lebar 0,5-3 cm, bagian tepi berombak dan keriput, warna
cokelat sampai cokelat kemerahan, bagian tegah berwarna putih sampai putih
kecoklatan. Korteks sempit, lebar lebih kurang 2 mm, warna putih (Depkes RI,
1980).
8. Cengkeh
Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada
ujung ranting daun dengan tangkai pendek serta bertandan.Pada saat masih muda
bunga cengkeh berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning
kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang
bunga cengkeh kering akan berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab
mengandung minyak atsiri (Depkes RI, 1980).
9. Hopea
Pohon yang sedang ukurannya dengan tinggi
hingga 40 m, bulung tanpa cabang hingga 25 m, kadang-kadang lebih, diameter
mencapai 90 cm dengan banir yang tampak jelas, getah kuning, permukaan kulit
bergaris-garis dalam, warna coklat, kulit kayu bagian dalam kuning dengam
bintik merah muda, getah kuning muda, hati kayu coklat dan keras (Depkes RI,
1980).
10. Jambu
biji
Simplia berupa lembaran daun, warna hijau,
bau khas aromatic, rasa kelat. Daun tunggal bertangkai pendek, panjang tangkai
0,5-1 cm, helai daun berbentuk bundar menjorong, panjang 5-13 cm, lebar 3-6 cm,
pinggir daun rata agak menggulung ke atas, permukaan atas agak licin (Depkes
RI, 1980).
11. Asam
Helaian anak
daun berwarna hijau kecoklatan atau hijau muda, bentuk bundar panjang, panjang
1 cm sampai 2,5 cm, lebar 4 mm sampai 8 mm, ujung daun membundar, pinggir daun
rata hampir sejajar satu sama lain. Tulang daun terlihat jelas.Kedua permukaan
daun halus dan licin, permukaan bawah berwarna lebih muda (Depkes RI, 1980).
12. Kunyit
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan
tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang
dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun
tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm
dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang
berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota
sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal
daun runcing, tepi daun yang rata.Kulit luar rimpang berwarna jingga
kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan. Kunyit yang memunyai
nama latin Curcuma domestica Val. merupakan tanaman yang mudah diperbanyak
dengan stek rimpang dengan ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang harus cukup
tua.Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan
2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit terlindung.Tapi
untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar diperlukan tempat yang lebih
terbuka.Rimpang kunyit berwarna kuning sampai kuning jingga (Depkes RI, 1980).
13. Ketumbar
Tanaman
ketumbar berupa semak semusim, dengan tinggi sekitar satu meter.Akarnya
tunggang bulat, bercabang dan berwarna putih.Batangnya berkayu lunak, beralur,
dan berlubang dengan percabangan dichotom berwarna hijau.Tangkainya berukuran
sekitar 5-10 cm. Daunnya majemuk, menyirip, berselundang dengan tepi hijau
keputihan.Buahnya berbentuk bulat, waktu masih muda berwarna hijau dan setelah
tua berwarna kuning kecokelatan.Bijinya berbentuk bulat dan berwarna kuning
kecokelatan Ketumbar dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran
tinggi hingga ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut.Tanaman ini dipanen
setelah berumur tiga bulan, kemudian dijemur dan buahnya yang berwarna
kecoklatan dipisahkan dari tanaman (Depkes
RI, 1980).
14. Kangkung
Kangkung merupakan tanaman yang sangat
tergolong lama tumbuh, tanaman ini memiliki akar tunggang dan bercabang-cabang.
Perakaran ini menembus dengan kedalam 60–100 cm, dan menyebar luas secara
mendatar 150 cm hingga lebih, terutamanya tanaman kangkung pada air.Batang pada
tanaman kangkung bult dan berlubang, berbuku-buku, dan banyak mengandung
air. Terkadang buku-buku tersebut mengeluarkan akar tanaman yang serabut dan
juga berwarna putih dan ada juga berwrana kecoklatan tua. Kangkung juga
memiliki tangkai dauan melekat pada buku-buku batang dan di keiak batang
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh cabang baru. Bentuk dauan memiliki ujung
runcing dan juga tumpul, permukaan dauan berwarna hijau tua dan juga berwarna hijau muda. Bunga pada
tanaman kangkung memiliki bentuk terompet dan memiliki dauan mahkota yang
berwara putih atau kemerahan.Dan jika menghasilkan buah berbentuk bulat atau
oval yang di dalamnya memiliki tiga butit biji.Warna biji tanaman kangkung
berwran hitam jika sudah tua dan hijau ketika mudah (Depkes RI, 1980).
15. Kumis kucing
Batangnya bersegi empat agak
beralur berbulu pendek atau gundul, helai daun berbentuk bundar
atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai
dari pangkalnya. Ukuran daun panjang 1–10cm dan lebarnya 7,5mm–1,5cm. Urat daun
sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan
berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak. Panjang
tangkai daun 7–29cm. Kelopak bunga berkelenjar.Urat dan pangkal berbulu pendek
dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota
yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar dari
ujung cabang dengan panjang 7-29 cm, dengan ukuran panjang
13–27mm. Dibagian atas ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan
kemudian menjadi putih. Panjang tabung 10–18mm, panjang bibir 4,5–10mm.
Helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung
bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap,
panjang 1,75–2mm (Depkes
RI, 1980).
16. Kasumba
Pohon kecil, tingginya 2 - 8 m. Bentuk
daun bundar telur hampir seperti jantung, warna merah tua keunguan.Perbungaan
bentuk malai 8 - 50 bunga warna merah gelap.Buah seperti buah rambutan warna
merah tua/gelap yang umumnya bagian ujung terlihat merekah sehingga
biji-bijinya dapat keluar cepat. Penyebaran : Terdapat di Jawa, Madura,
Sulawesi Selatan dan Ambon. Habitat : Tumbuh di dataran rendah sampai
2200 m dpl. Menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.
Perbanyakan : Di Indonesia pembudidayaan di perkebunan untuk tumbuhan kesumba
belum ada. Banyak ditanam di tepi-tepi jalan raya, pagar/pembatas kebun sebagai
tanaman hias dan peneduh. Manfaat tumbuhan : Biji-biji kesumba masih
dipakai untuk mewarnai bahan anyaman dan kipas menjadi warna merah untuk daerah
Singaparna, Jawa Barat Buah Bixa orellana mengandung zat pewarna yang
disebut bixin. Zat ini dapat diekstraksi dengan merendam biji dalam air.Biji
biasa digunakan untuk mewarnai produk-produk makanan.
Tumbuhan
perdu, tinggi 2-9 m. mempunyai daun tunggal bertangkai panjang, bentuknya bulat
telur, ujung runcing, pangkal rata kadang berbentuk jantung, tepi rata, panjang
8-20 cm, lebar 5-12 cm, dan warna hijau berbintik merah Bunga tumbuhan ini
berwarna merah muda atau putih, diameter 4-6 cm Buahnya triangularis (segi
tiga) seperti buah rambutan, tertutup rambut sikat berwarna merah tua atau
hijau, pipih, panjang 2-4 cm dan berisi banyak biji kecil berwarna merah
tua (Depkes RI, 1980).
17. Kembang sepatu
Batang berbentuk Bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm,
masih muda ungu setelah tua putih kotor.Daun : Tunggal, tepi beringgit, ujung
runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda,
hijau.Bunga : Tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng,
berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua
puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala
sari kuning, putik bentuk tabung, merah.Buahnya kecil, lonjong, diameter ± 4
mm, masih muda putih setelah tua coklat.Bijinya pipih, putih. Akarnya tunggang,
coklat muda (Depkes RI,
1980).
18. Jahe
Tanaman
yang bisa bertahan hidup di daerah tropis dan dikenal memiliki rasa pedas dan
hangat pada rimpangnya ini.Batang pohon semu, beralur dan memiliki warna
hijau.Daun tunggal dan berwarna hijau tua, tangkai daun berbulu halus, helai
daun berbentuk lanset, bagian tepi rata dan bagian ujung runcing serta pangkal
daun tumpul. Panjang daun antara 20-40 cm dan lebar antara 2-4 cm.Bunga berupa
malai tumbuh dari dalam tanah berbentuk tongkat atau bundar telur, panjang
malai berkisar antara3,5-5 cm dengan lebar 1,5-1,75 cm. Gagang bunga hampir
tidak berbulu dengan panjang sekitar 25 cm, sisik pada bunga berjumlah 5-7
buah, berbentuk lanset. Letaknya berdekatan, panjang sisik 3-5 cm. mahkota
bunga berbentuk tabung 2–2,5 cm dengan helai agak sempit, memiliki bentuk
tajam, warna kuning kehijauan, panjang sekitar 1,5–2,5 mm dengan lebar 3–3,5
mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan,
panjang 12-15 mm ; kepala sari berwarna ungu, dengan panjang 9 mm, tangkai
putik berjumlah 2.Buah berbentuk bulat hingga bulat panjang, berwarna coklat
sedang biji berbentuk bulat dengan warna hitam.Akar berbentuk serabut dengan
warna putih kotor.Rimpang tebal dan agak melebar, tumbuh bercabang-cabang.Warna
rimpang kuning pucat.Bagian dalam berserat agak kasar, warna kuning muda dengan
bagian ujung berwarna merah muda.Rimpang memiliki aroma khas dan rasa
pedas.Rimpang dapat dibedakan menjadi tiga bagian sesuai dengan ukuran dan
warna yang dimiliki yaitu : Jahe besar (jahe gajah/jahe badak), jahe kecil
(jahe emprit), dan jahe merah (jahe sunti) (Depkes RI, 1980).
19. Jambu mete
Berbentuk
pohon, berwarna coklat tua, batang berkayu (lignosus), silindris,
permukaan kasar, percabangan monopodial. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah
tumbuh cabang ada yang condong ke atas dan ada yang mendatar. Daun
merupakan daun tunggal yang hanya tumbuh di ujung-ujung ranting. Daun
pada Anacardium occidentale L. merupakan daun tidak lengkap
karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina),
lazimnya disebut daun bertangkai. Daun bertangkai pendek (1,5-3 cm), daun
berbentuk bulat telur sungsang dan guratan rangka daunnya terlihat jelas
bulat telur terbalik, kebanyakan dengan pangkal runcing dan ujung membulat.
Helaian daun tunggal, warna hijau kekuningan sampai hijau tua kecoklatan,
panjang 4 cm sampai 22 cm, lebar 2 cm samapai 15 cm, ujung daun membulat (rotundatus)
tidak terbentuk sudut sama sekali, pangkal daun runcing (acutus) yakni
jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke
atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (kurang
dari 90º) (Depkes RI,
1980).
20. Temulawak
Keping
tipis, bentuk bundar atau jorong, ringan keras, rapuh, garis tengah sampai 6
cm, tebal 2 mm – 5 mm, permukaan luar berkerut, warna coklat kuning sampai
coklat, bidang irisan berwarna coklat kuning buram, melengkung tidak beraturan.
(MMI JILID III HALAMAN 67) Temulawak berbatang semu, daun
berupa daun tunggal, berbentuk lonjong dan berujung lancip.Daun muda memiliki
warna cokelat pada tulang daun bagian tengah dan hilang jika tua.Tangkai daun
berujung pelepah memeluk batang.Daun terletak berhadapan, berupa lembaran yang
tipis, permukan halus.Akar serabutnya berupa rimpang membulat, berwarna cokelat
muda atau cokelat tua.Bagian dalam rimpang berwarna jingga tua atau cokelat
kemerahan).Daun temulawak lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah
dan tangkai daun yang agak panjang.Batang temulawak berbentuk batang semu,
rimpangnya berwarna kekuningan (Depkes
RI, 1980).
21. Lengkuas
Lengkuas
termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2-2,5 meter.
Tanaman ini memilki akar tak teratur.Pada lapisan luar terdapat kulit tipis
berwarna coklat sedangkan dibagian tangkai yang berbentuk umbi berwarna
merah.Bagian dalam berwarna putih dan jika dikeringkan menjadi
kehijau-hijauan.Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri atas susunan
pelepah pelepah daun.Daun-daunnya berbentuk bulat panjang antara daun yang
terdapat pada bagian bawah terdiri atas pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian
atas batang terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian daun.Bunganya
juga muncul pada bagian ujung tumbuhan.Rimpang umbi lengkuas selain berserat
kasar juga memiliki aroma yang khas (Depkes RI, 1980).
22. Jarak
Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet
dan ubikayu.Pohonnya berupa perdu dengan tinggi tanaman 1–7 m, bercabang tidak
teratur.Batangnya berkayu, silindris bila terluka mengeluarkan getah.Daunya
berupa daun tunggal, berlekuk, bersudut 3 atau 5, tulang daun menjari dengan 5
– 7 tulang utama, warna daun hijau (permukaan bagian bawah lebih pucat
dibanding bagian atas).Panjang tangkai daun antara 4 – 15 cm. Bunga berwarna
kuning kehijauan, berupa bunga majemuk berbentuk malai, berumah satu.Bunga jantan
dan bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan, muncul diujung
batang atau ketiak daun.Buah berupa buah kotak berbentuk bulat telur, diameter
2 – 4 cm, berwarna hijau ketika masih muda dan kuning jika masak.Buah jarak
terbagi 3 ruang yang masing – masing ruang diisi 3 biji.Biji berbentuk bulat
lonjong, warna coklat kehitaman.Biji inilah yang banyak mengandung minyak
dengan rendemen sekitar 30 – 40% (Depkes
RI, 1980).
23. Jarak
Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet
dan ubikayu.Pohonnya berupa perdu dengan tinggi tanaman 1–7 m, bercabang tidak
teratur.Batangnya berkayu, silindris bila terluka mengeluarkan getah.Daunya
berupa daun tunggal, berlekuk, bersudut 3 atau 5, tulang daun menjari dengan 5
– 7 tulang utama, warna daun hijau (permukaan bagian bawah lebih pucat
dibanding bagian atas).Panjang tangkai daun antara 4 – 15 cm. Bunga berwarna
kuning kehijauan, berupa bunga majemuk berbentuk malai, berumah satu.Bunga
jantan dan bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan, muncul
diujung batang atau ketiak daun.Buah berupa buah kotak berbentuk bulat telur,
diameter 2 – 4 cm, berwarna hijau ketika masih muda dan kuning jika masak.Buah
jarak terbagi 3 ruang yang masing – masing ruang diisi 3 biji.Biji berbentuk
bulat lonjong, warna coklat kehitaman.Biji inilah yang banyak mengandung minyak
dengan rendemen sekitar 30 – 40% (Depkes
RI, 1980).
D. DESKRIPSI
SIMPLISIA
1. Cengkeh (
syzigii flos )
Deskripsi simplisia cengkeh yaitu
terdapat fragmen dasar bunga, epidermis dasar bunga, kelenjar minyak
skizolisigen, epidermis daun mahkota, sel batu dan seklereida, berkas pembuluh
dan serabut skelerenkim, fragmen tangkai sari, fragmen kepala sari, serbuk sari
berkelompok atau lepas dan kristal kalsium oksalat (Depkes RI, 1995).
2. Kayu secang
Deskripsi simplisia kayu sepang yaitu
terdapat jaringan gabus, parenkim korteks, sel sekresi, hablur kalsium oksalat
bentuk prisma, sel batu, serabut sklerenkim, parenkim floem dan jari-jari teras
(Depkes RI,1989).
3. Jambu biji
Deskripsi simplisia daun jambu biji
yaitu terdapat epidermis atas, rambut penutup, epidermis dengan mesofil bagian
atas, epidermis bawah dengan stomata, epidermis bagian bawah dan hablur kalsium
oxalate (Depkes RI,1977).
4. Asam
Deskripsi simplisia daun asam yaitu terdapat
epidermis bawah dengan stomata, epidermis bawah, serabut, serabut dengan
serabut hablur, berkas pembuluh, pembuluh kalsium oksalat dan epidermis dengan
mesofil (Depkes RI,1989).
5. Kasumba turate
Deskripsi simplisia kasumba teratai
yaitu terdapat fragmen kepala putik (bagian ujung) dengan papil pendek, fragmen
kepala putik (dibawah bagian ujung) dengan papil panjang, fragmen tangkai
putih, fragmen tangkai sari, serbuk sari, papilla dan fragmen mahkota bunga
(Depkes RI,1979).
6. Kembang sepatuh
Deskripsi simplisia kasumba teratai
yaitu terdapat fragmen kepala putik (bagian ujung) dengan papil pendek, fragmen
kepala putik (dibawah bagian ujung) dengan papil panjang, fragmen tangkai
putih, fragmen tangkai sari, serbuk sari, papilla dan fragmen mahkota bunga
(Depkes RI,1979).
7. Mengkudu
Deskripsi simplisia daun mengkudu
yaitu terdapat epidermis bawah dengan stomata, fragmen daun dengan hablur Ca
oksalat bentuk rafida, hablur Ca oksalat bentuk jarum, epidermis atas, mesofil
dengan hablur Ca oksalat bentuk rapida dan berkas pembuluh dengan penebalan
tangga dan spiral (Depkes RI,1989).
8. Alpukat
Deskripsi simplisia daun alpukat
yaitu terdapat fragmen epidermis bawah, hablur kalsium oksalat, fragmen
epidermis atas, rambut penutup, pembuluh kayu dengan penebalan bentuk spiral
dan tangga dan mesofil (Depkes RI,1978).
9. Brotowali
Deskripsi simplisia daun brotowali
yaitu terdapat serabut, fragmen gabus, serabut hablur berisi hablur kalsium
oksalat berbentuk prisma, butir-butir pati, hablur kalsium oksalat berbentuk
prisma, pembuluh kayu dengan pembelahan tangga, pembuluh kayu bernoktah dan
parenkim (Depkes RI,1978).
10. Pepaya
Deskripsi simplisia yaitu serbuk
berwarna hijau kecoklatan. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas,
fragmen epidermis bawah dengan stomata tipe anomositik, hablur kalsium oksalat
roset, lepas atau dalam parenkim, fragmen pembuluh kayu (Depkes RI, 1989).
11. Jarak pagar
Deskripsi simplisia yaitu serbuk
berwarna hijau. Fragmen pengenal adalah epidermis atas bentuk polygonal,
dinding tebal, lurus; epidermis bawah bentuk sama dengan epidermis atas tetapi
lebih kecil; stomata tipe parasitik. Mesofil dengan hablur kalsium oksalat
besar bentuk roset, pembuluh kayu dengan penebalan tangga dan spiral; parenkim
floem dengan hablur kalsium oksalat roset kecil; saluran sekresi yang terdiri
dari beberapa sel sekresi (Depkes RI, 1989).
12. Lada hitam
Deskripsi simplisia yaitu serbuk
berwarna coklat muda. Fragmen pengenal adalah kelompok butir pati yang berupa
massa polyhedral, fragmen epikarp, fragmen hypodermis dengan parenkim dan
kelompok sel batu; fargmen endocarp dengan sel piala, kerap kali asih
berlekatan dengan spermoderm; fragmen epikarp berikut hipodrmis; fragmen
parenkim dengan sel sekresi (Depkes RI, 1980).
13. Jambu mete
Deskripsi simplisia yaitu serbuk berwarna
hijau kecoklatan. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas; fragmen
epidermis bawah dengan stomata tipe parasitic; serabut sklerenkim; fragmen
mesofil dengan palisade dan bunga karang; fragmen pembuluh kayu (Depkes RI,
19890).
14. Kayu manis
Deskripsi simplisia yaitu serbuk
coklat kekuningan. Fragmen pengenal adalah sklereida dengan penebalan dinding
tidak rata; serabut perisikel dan serabut floem; butir-butir pati dan hablur
kalsium oksalat bentuk prisma, lepas atau dalam parenkim; jaringan parenkim
dengan sel lender atau sel minyak; sel gabus dan serabut skelerenkim (Depkes
RI, 1977).
15. Kangkung
Deskripsi simplisia yaitu serbuk
berwarna hijau. Fragmen penegenal adalah epidermis atas dengan rambut kelenjar,
stomata jarang, fragmen epidermis bawah sel lebih kecil dengan rambut kelenjar
dan stomata, fragmen pembuluh kayu dengan penebalan tangga (Depkes RI, 1989).
16. Ubi jalar
Deskripsi simplisa yaitu serbuk
berwarna hijau kecoklatan. Fragmen pengenal adalah rambut penutup bersel 1;
rambut kelenjar tipe Lamiaceae;
fragmen epidermis atas dan epidermis bawah dengan stomata tipe parasitic;
hablur kalsium oksalat berbentuk roset; fragmen pembuluh kayu (Depkes RI,
1989).
17. Ketumbar
Deskripsi simplisia yaitu serbuk
warna coklat muda kekuningan atau coklat kemerahan. Fragmen pengenal adalah
serabut sklerenkim mesokarp; fragmen endocarp berikut parenkim mesokarp;
fragmen epikarp dengan hablur kalsium oksalat betuk prisma; fragmen epikarp
dari ujung buah; fragmen mesokarp berikut endocarp; spermoderm dan endosperm;
fragmen pembuluh kayu, hablur kalsium oksalat berbentuk prisma dan roset. Tidak
terdapat butir pati (Depkes RI,1980).
18.
Kencur
Deskripsi simplisia yaitu serbuk
berwarna putih, putih kecoklatan sampai coklat. Fragmen pengenal adalah butir
pati yang hamper bulat dengan putting atau sisi bersudut; idioblas minyak;
oleoresin berbentuk gumpalan atau tetesan kecil yang dengan yodium LP warnanya
menjadi coklat kekuningan; fragmen feriderm; pembuluh kayu (Depkes RI, 1977).
19. Kacang ijo
Deskripsi
simplisia biji kacang hijau yaitu terdapat sel palisade, epidermis luar, sel
piala, butir pati, aleuron dan xilem (Depkes RI, 1995).
20. Kelor
Deskripsi simplisia daun kelor yaitu
terdapat berkas pembuluh dan mesofil, rambut penutup, epidermis atas dengan
jaringan palisade, epidermis bawah dengan stomata tipe anomositik dan
mesofildengan selminyak (Depkes RI, 1989).
21. Kumis kucing
Deskripsi simplisia daun kumis kucing
yaitu terdapat epidermis atas, epidermis bawah, rambut penutup, mesofil dan
pembuluh kayu (Depkes RI, 1980).
22. Belimbing wuluh
Deskripsi simplisia daun belimbing
yaitu terdapat rambut penutup, fragmen epidermis atas, fragmen epidermis bawah,
fragmen serabut, fragmen mesofil, hablur kalsium oksalat lepas dan fragmen
pembuluh kayu (Depkes RI, 1989).
23. Lengkuas
Deskripsi simplisia rimpang lengkuas
yaitu terdapat epidermis dan jaringan korteks bagian luar, parenkim dengan sel
idioblas, butir pati, fragmen serabut, parenkim dengan butir pati dan jaringan
berkas pembuluh (Depkes RI, 1978).
24. Temulawak
Deskripsi simplisia rimpang temulawak
yaitu terdapat fragmen berkas pembuluh, fragmen parenkim korteks, serabut
sklerenkim, butir pati, fragmen jaringan gabus bentuk poligonal dan rambut
penutup (Depkes RI, 1979).
25. Kunyit
Deskripsi simplisia yaitu serbuk
berwarna kuning sampai kuning jingga. Fragmen pengenal adalah butir pati;
gumpalan tidak beraturan zat berwarna kuning sampai kuning coklat; parenkim
dengan sel sekresi; fragmen pembuluh tangga dan pembuluh jala; fragmen rambut
penutup warna kuning; tidak terdapat serabut (Depkes RI, 1977).
D. Hasil
Pengamatan
1.
Tabel Hasil Pengamatan
|
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
|
|||||
|
No.
|
Nama Simplisia
|
Gambar
|
Gambar
Pustaka
|
Keterangan
|
|
|
1
|
Jambu Mete
|
|
|
1.Epidermis atas
|
|
|
2
|
Kangkung
|
|
|
1.Epidermis
atas
|
|
|
3
|
Ubi
|
|
|
1.Epidermis
atas dengan stomata
|
|
|
4
|
Kencur
|
|
|
1.Parenkim
|
|
|
5
|
Lengkuas
|
|
|
1.Parenkim
korteks
|
|
|
6
|
Belimbing
|
|
|
1.Fragmen
epidermis bawah
|
|
|
7
|
Kunyit
|
|
|
1.Butir pati
|
|
|
8
|
Temulawak
|
|
|
1.Rambut
penutup
|
|
|
9
|
Lada Hitam
|
|
|
1.Kelompok sel batu dari hipodermis
|
|
|
10
|
Kelor
|
|
|
1.Epidermis
bawah
|
|
|
11
|
Jambu biji
|
|
|
1.Hablur
kalsium oksalat
|
|
|
12
|
Asam
|
|
|
1.Epidermis
atas
|
|
|
13
|
Alpukat
|
|
|
1.Fragmen
epidermis atas
|
|
|
14
|
Kembang sepatu
|
|
|
1.Mesofil
|
|
|
15
|
Pepaya
|
|
|
1.Hablur kalsium oksalat
|
|
|
16
|
Mengkudu
|
|
|
1. Epidermis
atas
|
|
|
17
|
Jahe
|
|
|
1.Amilum
|
|
|
18
|
Jarak
|
|
|
1.Epidermis
bawah
|
|
|
19
|
Kayu manis
|
|
|
1.Sel batu
|
|
|
20
|
Kayu Secan
|
|
|
1.serabut
xilem
|
|
E. Pembahasan
Farmakognosi
merupakan salah satu
ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat
digunakan sebagai obat alami yang telah melewati berbagai macam uji seperti uji
farmakodinamik, uji toksikologi dan uji biofarmasetika. Sedangkan di Indonesia saat
ini untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis,
mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup indentifikasi,
isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu
penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa.
Simplisia adalah bahan alamiah yang
dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan
kecuali diyatakan lain simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia
dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan atau
mineral.
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan
melihat fragmen pengenal sepert stomata, sel batu, kristal Ca oksalat, lapisan
gabus, kelenjar minyak, dan berkas pengangkut dengan menggunakan alat bantuan
yaitu mikroskop. Pada percobaan sebelum
dilihat dimikroskop terlebih dahulu sampel diteteskan kloralhidrat dan
difiksasi. Penambahan kloralhidrat berfungsi untuk menjernihkan simplisia agar
mudah dilihat dimikroskop.
Pengamatan
mikroskopik serbuk simplisia bertujuan untukmemastikan kebenaran simplisia
dengan mengamati ciri-ciri mikroskopiknya dengan pemeriksaan di bawah
mikroskop. Yang diamati disini adalah bentuk sel-sel epidermis, tipe stomata,
bentuk rambut-rambut, bentuk kristal kalsium oxalate. Dengan melihat ciri-ciri
mikroskopik simplisia dapat diketahui benar tidaknya sebuah simplisia.
Preparasi sampel atau simplisia sangat penting dalam
melakukkan isolasi, maka preparasi harus dibuat secara benar dan tepat. Pada
simplisia dilakukkan penumbukkan sehingga dinding sel yang terdapat pada
simplisia rusak dan senyawa yang ada didalam tumbuhan akan mudah ditarik oleh
pelarut yang digunakan dalam proses ektraksi. Dimana ekstraksi merupakan proses
penarikan senyawa-senyawa yang ada didalam tumbuhan. Pada proses ekstraksi
dipilih pelarut yang kepolaranya mirip dengan sel tumbuhan contohnya seperti
etanol. Penggunaan etanol juga disesuaikan dengan keadaan simplisianya. Apabila
simplisianya yang digunakan adalah simplisia yang kering maka digunakan etanol
yang 70% untuk proses ekstaksi karena
air akan membantu etanol untuk menyerap senyawa yang ada didalam simplisia.
Beda dengan simplisia yang tidak begitu kering, maka digunakan etanol 96% untuk
melakukan ekstraksi pada tanaman.
Secara garis besar ada beberapa macam cara pemeriksaan
dalam menilai simplisia yaitu, secara organoleptik, secara mikroskopik, secara
fisika, dan secara hayati, serta secara makroskopik. Dimana pemeriksaan
organoleptik dan makroskopik dilakukan dengan menggunakan indra manusia. Namun
dalam percobaan kaliini kami menggunakan pemeriksaan mikroskopik, dimana dapat
di lakukan dengan menggunakan mikroskop dengan mengamati cirri-ciri anatomi
histology terutama untuk menegaskan keaslian simplisia dan pemeriksaan untuk
menetapkan mutu berdasarkan senyawa aktifnya, umumnya meliputi pengamatan
terhadap serbuk.
Kelor
(Moringae oleifera) merupakan tanaman asli Indonesia yang dapat dipergunakan
sebagai obat-obatan dan antioksidan. Penelitian secara in vitro dari ekstrak
daunnya membuktikan adanya aktivitas antimikroba pada bakteri Pseudomonas
aeruginosa dan Salmonella enteriditis. Didapatkan KHM (Kadar Hambat Minimum)
dan KBM (Kadar Bunuh Minimum) ekstrak daun kelor terhadap P. aeruginosa adalah
20 mg/dl dan 40 mg/dl. Kandungannya berupa flavonoid, tannin dan saponin yang
memiliki potensi sebagai antibakteri dan antifungal. Flavonoid memiliki peran
sebagai antibiotic dengan target spectrum luas.
Tanaman
mengkudu mengandung senyawa bersifat antibakteri yaitu, antrakuinon, alkaloid,
flavonoid, acubin, dan alizarin yang mampu melawan mikroorganisme pathogen.
Potensi yang dimilki mengkudu sebagai antibakteri diharapkan dapat menjadi
suatu kajian penelitian yang menarik jika diuji pada pathogen tanaman khususnya
BDB dalam bentuk ekstrak dari buah maupun dari daun mengkudu.
Lada
hitam/merica hitam (Piperis nigri
fructus) berasal dari tanamn Piper nigrum L IPiperaceae) digunkan oleh
masyarakat sebagai bumbu dapur untuk menambah cita rasa masakan. Lada hitam
mmiliki kandungan kimia berupa saponin, flavonoida, atsiri, felandren,
kariopilen, timonen, alkaloid, piperina, kavisin, karvakrol, kalamin dan mnyak
lemak. Bau khas aromatic, rasa pedas, hangat, dan sedikit pahit dari lada hitam
bermanfaat sebagai penyegar, penghangat badan, merangsang semangat dan
meningkatkan sekresi keringat.
Hasil pengamatan pada percobaan ini yaitu pada simplisia
daun kelor yang diamati didapatkan adanya epidermis bawah yang berfungsi untuk
mencegah kehilangan air dan menbatur pertukarn oksigen dan karbon dioksida yang
memungkinkan tanaman untuk bertahan hidup serta melindungi lapisan yang
didasarnya, simplisia daun pepaya yang dimati didapatkan adanya hablur kalsium
oksalat, epidermis bawah yang berfungsi untuk mencegah kehilangan air dan
menbatur pertukarn oksigen dan karbon dioksida yang memungkinkan tanaman untuk
bertahan hidup serta melindungi lapisan yang didasarnya, simplisia daun
mengkudu yang diamati didapatkan adanya epidermis atas berfungsi untuk
mengurangi penguapan air yang terlalu berlebihan pada daun, simplisia biji lada
hitam yang diamati didapatkan adanya fragmen epikarp berikut hypodermis, simplisia
daun jambu mete yang diamati didapatkan adanya epidermis atas, simplisia daun
kangkung yang diamati didapatkan adanya epidermis atas, simplisia biji ketumbar
yang diamati didapatkan adanya endokarp, simplisia rimpang kencur yang diamati
didapatkan adanya parenkim korteks yang terdapat dibawah periderm. Simplisia
daun kumis kucing yang diamati didapatkan adanya epidermis atas, simplisia
rimpang lengkuas yang diamati didapatkan adanya parenkim korteks, simplisia
daun belimbing yang diamati didapatkan fragmen epidermis bawah, simplisia
rimpang kunyit yang diamati dididapatkan adanya butir patiyang berbentuk
tunnggal, lonjong atau butir telur dengan satu ujung mempunyai tonjolan atau
berbentuk bulat. Simplisia rimpang temulawak yang diamati didapatkan adanya
rambut penutup, simplisia kulit kayu secan yang diamati didapatkan adanya serabut
xylem yang jelas, radier dengan jari-jari xylem terdiri dari 1 sampai 3 baris
sel yang berisi butir pati kecil, tunggal dan berkelompok. Simplisia bunga
cengkeh yang diamati didapatkan adanya epidermis. Simplisia daun jambu biji
yang diamati didapatkan adanya hablur kalsium oksalat merupakan fragmen yang
terdapat pada rambut penutup yang lepas. Simplisia bunga kesumba yang diamati
didapatkan adanya fragmen tangkai sari, simplisia daun asam yang diamati
didapatkan adanya epidermis atas, simplisia daun alpukat yang diamati
didapatkan adanya fragmen epidermis atas, simplisia daun kembang sepatu yang
diamati didapatkan mesofil, simplisia rimpang jahe yang diamati didapatkan
amilum, didapat berkas pembuluh, butir pati, parenkim dengan sel eksresi jahe
dan serabut, simplisia daun jarak yang diamati didapatkan adanya epidermis
bawah. Simplisia kulit kayu manis yang diamati didapatkan adanya sel batu,
hablur kalsium serabut sklerenkim dan pembuluh kayu parenkim yang hablur.
Hasil yang diperoleh pada percobaan ini tidak sesuai
dengan yang diharapkan karena hanya diperoleh salah satu bagian saja dari yang
seharusnya berdasarkan literatur. Hal ini disebabkan oleh tingkat kehalusan
dari serbuk simplisia yang masih kasar sehingga komponen-komponen khas dari
simplisia tersebut tidak dapat terlihat secara spesifik di bawah mikroskop.
Manfaat uji simplisia secara mikroskopik yaitu untuk mengetahui fragmen-fragmen
yang terdapat dalam masing-masing simplisia yang diamati. Simplisia dalam
bidang farmasi banyak digunakan dalam berbagai pembuatan obat tradisonal maupun
sediaan-sediaan industri farmasi baik masih dalam bentuk fitofarmaka maupun
sudah sampai pada pembuatan seperti antiseptik yang berasal dari kandungan
tanin.
F. PENUTUP
1.
Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini
yaitu berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada pemeriksaan simplisia
secara mikroskopik yaitu pada:
-
Simplisia
daun jambu mete yang diamati didapatkan adanya epidermis atas
-
Simplisia
daun kangkung yang diamati didapatkan adanya epidermis atas
-
Simplisia
biji ketumbar yang diamati didapatkan adanya endokarp
-
Simplisia
rimpang encur yang diamati didapatkan adanya parenkim
-
Simplisia
daun kumis kucing yang diamati didapatkan adanya epidermis atas
-
Simplisia
rimpang lengkuas yang diamati didapatkan adanya parenkim korteks
-
Simplisia
daun belimbing yang diamati didapatkan fragmen epidermis bawah
-
Simplisia
rimpang kunyit yang diamati dididapatkan adanya butir pati
-
Simplisia
rimpang temulawak yang diamati didapatkan adanya rambut penutup,
-
Simplisia
biji kacang hijau yang diamati didapatkan adanya epidermis
-
Simplisia
daun kelor yang diamati didapatkan adanya epidermis bawah
-
Simplisia
kulit kayu seppan yang diamati didapatkan adanya serabut xylem,
-
Simplisia
bunga cengkeh yang diamati didapatkan adanya epidermis
-
Simplisia
daun Jambu biji yang diamati didapatkan adanya hablur kalsium oksalat
-
Simplisia
bunga kesumba yang diamati didapatkan adanya fragmen tangkai sari
-
Simplisia
daun asam yang diamati didapatkan adanya epidermis atas
-
Simplisia
daun alpukat yang diamati didapatkan adanya fragmen epidermis atas
-
Simplisia
daun kembang sepatu yang diamati didapatkan mesofil
-
Simplisia
daun pepaya yang dimati didapatkan adanya hablur kalsium oksalat, epidermis
bawah
-
Simplisia
daun mengkudu yang diamati didapatkan adanya epidermis atas
-
Simplisia
rimpang jahe yang diamati didapatkan amilum,didapat berkas pembuluh, butir
pati, parenkim dengan sel eksresi jahe dan serabut
-
Simplisia
daun jarak yang diamati didapatkan adanya epidermis bawah,
-
Simplisia
biji lada hitam yang diamati didapatkan adanya fragmen epikarp berikut
hipodermis,
-
Simplisia
akar brotowali yang diamati didapatkan adanya hablur kalsium oksalat berbentuk
prisma dan
-
Simplisia
kulit kayu manis yang diamati didapatkan adanya sel batu, hablur kalsium
serabut sklerenkim dan pembuluh kayu parenkim yang hablur
2. Saran
Saran dari percobaan ini yaitu agar
alat – alat laboratorium dilengkapi, terutama mikroskop lebih diperbanyak lagi
berhubung banyak kelompok yang ingin menggunakan mikroskop sehingga proses
pengamatan dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Juga diharapkan praktikan
lebih menguasai penggunaan mikroskop sehingga penggamatan dapat dilakukan
dengan baik.
Silahkan cek LABTRONIX di Tokopedia. Kami menjual Kloralhidrat murni 50 gram dengan harga Rp 200.000 per botol. Kami juga menjual alat lab & bahan kimia terlengkap.
ReplyDelete