Laporan Farmakognosi "PENETAPAN KADAR ABU DAN KADAR AIR"
PERCOBAAN
VI
PENETAPAN KADAR ABU DAN KADAR AIR
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Farmakognosi
berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon
yang berarti obat dan gnosis yang
berarti ilmu atau pengetahuan.Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang
obat.Di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi
pengamatan makroskopis, mikroskopis, dan organoleptik. Simplisia merupakan
bahan utama yang harus tersedia di tempat meramu atau meracik obat dan umumnya
diramu atau diracik sendiri oleh tabib yang memeriksa si penderita, sehingga
dengan cara tersebut Farmakognosi dianggap sebagai bagian dari Materia Medika.
Simplisia di apotek digantikan dengan sediaan-sediaan galenik yaitu tingtur,
ekstrak, anggur dan lain-lain (Ryzki, 2012).
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang
dibuat dengan cara mengambil sari simplisia menurut cara yang tepat dan diluar
pengaruh cahaya matahari langsung. Salah satu cara ekstraksi yang paling sering
dilakukan adalah dengan merebus simplisia selama 30 menit. Hasil rebusan
disaring dengan kain atau kawat kasa. Setelah itu, air hasil rebusan dimasak
sambil diaduk-aduk hingga mengental. Hasilnya diperoleh ekstrak kental
simplisia yang bisa diolah lagi menjadi serbuk simplisia, sirup, obat, lulur
atau ramuan bentuk krim (Sudewo, 2009).
Ekstrak
adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesua, kemudian
semua atau hamper semua pelarut duapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Ditjen POM,
1995).
Simplisia
adalah bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Ditjen
POM, 1979).
Simplisia adalah bahan alamiah yang
dipergunakan sebagai obat, belum mengalami pengolahan apapun, dan jika tidak
dinyatakan atau disebutkan lain, simplisia merupakan bahan yang
dikeringkan.Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani, dan
simplisia pelikan atau mineral.Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman
utuh, bagian tanaman, atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang
secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan oleh
selnya. Tahapan pembuatan simplisia meliputi pengumpulan bahan baku, sortasi
basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan atau
penyimpanan, dan pemeriksaan mutu (Suharmiati, 2003).
Kadar
air adalah banyaknya air yang terkandung dalam suatu bahan yang dinyatakan
dalam persen.Kadar air bisa menjadi suatu karakteristik bahan tersebut baik
dari segi rasa, penampakan dan tekstur. Jumlah kadar air yang terdapat dalam
suatu bahan akan mempengaruhi daya tahan suatu bahan tersebut. Semakin tinggi kadar
air suatu bahan maka semakin lemah daya tahan makanan tersebut karena didaerah
yang semakin berair bakteris kapang dan khamir akan semakin mudah berkembang
biak, dan semakin keci kadar air dari suatu bahan maka semakin tinggi daya
tahan bahan tersebut karena kondisi lingukan yang kering akan memperlambat
perkembang biakan bakteri tersebut. Kadar air berat basah mempunyai batas
maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat
kering dapat lebih dari 100 persen (Wardani,2008).
Kadar
abu adalah hasil abu yang dihasilkan dari proses pembakaran sempurna sampel
bahan berselulosa, misalnya kayu, pulp dan kertas. Kadar air bisa menyatakan
banyaknya garam mineral dan bahan tambahan anorganik dari suatu bahan uji
(Puspitasari, et.al, 1991).
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari ini adalah bagaimana
cara menetukan kadar abu
dan kadar air ekstrak dengan menggunakan metode oven dan metode tanur ?
3.
Tujuan
Tujuan
pada percobaan ini adalah untuk dapat menetukan
kadar abu dan kadar air ekstrak dengan menggunakan metode oven dan metode tanur.
4. Manfaat
Manfaat pada ini adalah agar mahasiswa dapat menetukan
kadar abu dan kadar air ekstrak dengan menggunakan metode oven dan metode tanur.
A. BAHAN
KLASIFIKASI TANAMAN
1. Alpukat (Persea
gratissima Gaertn)
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Ranuculales
Famili : Lauraceace
|
Gambar
1
Alpukat
|
Spesies : Persea gratissima Gaertn
(Tjitrosoepomo,
2000)
2. Belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L.)
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Geraniales
|
Gambar 2
Belimbing
wuluh
|
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi L.
(Rahayu, 2013)
3. Brotowali (Tinospora
crispa)
Divisi : Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo : Euporbiales
Famili : Euporbiaceae
|
Gambar 3
Brotowali
|
Spesies : Tinospora crispa
(Tjitrosoepomo, 2000)
4.
Kelor (Moringa oleifera)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rhoeadales
Famili : Moringaceae
|
Gambar 4
Kelor
|
Spesies : Moringa oleifera
(Hardiyanthi, 2015)
5.
Kencur (Kaempferia
galanga)
Regnum :
Plantae
Divisi :
Tracheopyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo :
Zingiberales
Famili :
Zingiberaceae
|
Gambar 5
Kencur
|
Spesies : Kaempferia
galanga L.
(Tjitrosoepomo, 2000).
6.
Cengkeh (Syzigium
aromaticum)
Regnum :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Myrtales
Famili :
Myrtaceae
|
Gambar 6
Cengkeh
|
Spesies : Syzigium
aromaticum L.
(Tjitrosoepomo, 2000).
7. Sepang
(Caesalpinia sappan)
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Familia : Caesalpiniaceae
|
Gambar 7
Sepang
|
Spesies : Caesalpinia sappan
(Tjitrosoepomo,
2000)
8.
Jambu
biji (Psidium guajava)
Regnum :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili :
Myrtaceae
Genus :
Psidium
|
Gambar 8
Jambu
biji
|
(Tjitrosoepomo,
2000)
9.
Asam
(Tamarindus indica L)
Regnum :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili :
Fabaceae
Genus : Tamarindus
|
Gambar 9
Asam
|
(Tjitrosoepomo,
2000)
10. Kunyit (Curcuma domestica)
Divisi : Spermatophyta
Kelas :
Monocotyledoneae
Ordo :
Zingiberales
|
Gambar
10
Kunyit
|
Genus :
Curcuma
Spesies :
Curcuma domestica Val.
(Tjitrosoepomo, 2000)
11.
Ketumbar(Coriandrum
sativum)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo :
Apiles
Famili : Apiaceae
|
Gambar
11
Ketumbar
|
Spesies : Coriandrum sativum
(Tjitrosoepomo, 2000)
12.
Kangkung (Ipomoea reptans)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliapsida
Ordo :
Solanales
Famili : Convovulceae
|
Gambar
12
Kangkung
|
Spesies : Ipomoea reptans
(Hardiyanthi,2015)
13.
Kumis kucing (Orthosiphon aristatus)
|
Gambar
13
Kumis
Kucing
|
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus
(Setiadi,2009)
14.
Kayu
manis (Cinnamomum
burmanni)
Divisio : magnoliophyta
Class : magnoliopsida
Ordo : Ranales
Familia : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
|
Gambar
14
Kayu
Manis
|
(Rahayu,2013)
15.
Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo :
Malvales
|
Gambar
15
Kembang
sepatu
|
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa sinensis L.
(Rahayu,
2013)
16. Jahe
(Zingiber
officinal)
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
|
Gambar
16
Jahe
|
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
(Rochani,2007)
17. Mengkudu (Morinda citrifolia)
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
|
Gambar
17
Mengkudu
|
Spesies : Morinda citrifolia L.
(Hardiyanthi,2015)
18. Jambu mete (Anacardium occidentale)
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Sapindales
|
Gambar
18
Jambu
mete
|
Genus : Anacardium
Spesies : Anacardium occidentale L
(Hambali,2007)
19.
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
|
Gambar
19
Temulawak
|
Genus : Curcuma
Spesies :
Curcuma xanthorrhiza Roxb
(Hambali,2007)
20. Ubi Jalar (Ipomoea
batatas)
Devisi : Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Solanales
Famili : Convolvulaceae
|
Gambar 20
Ubu
jalar
|
Spesies :
Ipomoea batatas
(Tjitrosoepomo, 2000)
21.
Kacang
Hijau (Phaseolus radiatus)
Regnum : Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Class
: Magnoliopsida
Ordo
: Fabales
|
Gambar 21
Kacang
hijau
|
Spesies : Phaseolus radiatus L.
(Rahayu,2013)
22. Lengkuas (Alpinia
galanga)
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Famili : Alpiniceae
Genus :
Alpinia
|
Gambar 22
Lengkuas
|
(Setiadi,2009)
23.
Pepaya (Carica papaya)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
|
Gambar 23
Pepaya
|
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
(Rochani,2001)
24.
Jarak (Jatropha
curcas)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
|
Gambar 24
Jarak
|
Spesies : Jatropha
curcas
(Hardiyanthi,2015)
B. DESKRIPSI
TANAMAN
1.
Cengkeh
Deskripsi tanaman yaitu habitus berupa
pohon tinggi 10 m. Batang berkayu bercabang banyak, berbentuk bulat dan
mengkilap, saat masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna keunguan, daun
tunggal, berhadapan,berbentuk bulat telur hingga menjorong dengan ujung dan
pangkal runcing dan tepinya rata. Pertulangan daun menyirip sedangkan permukaan
atas mengkilap. Panjang daun 6-13 cm dan lebarnya 2,5-5 cm. Panjang tangkai 1-2
cm, saat masih muda berwarna merah dan setelah tua berwarna hijau. Mahkota
bunga berbentuk bintang dengan panjang
4-5 mm. Benang sari banyak, panjang ±5 mm. Tangkai putik pendek, saat
masih muda berwarna hijau setelah tua berwarna merah. Buah buni, berbentuk
bulat telur, panjangnya 2-2,5cm dan berwarna merah kehitaman. Bijinya kecil,
berdiameter ±4 mm dan berwarna coklat muda. Akarnya berupa akar tunggang dan
berwarna coklat (Badan POM, 2008).
2.
Kayu Sepang
Deskripsi Tanaman yaitu habitus berupa
semak atau pohon kecil, tinggi lebih dari 10 m. Ranting-ranting berlentisel dan
berduri, bentuk duri bengkok, dan tersebar. Daun majemuk panjang 25-40 cm,
bersirip, 9-14 pasang sirip. Panjang sirip 9-15 cm, setiap sirip mempunyai
sepuluh sampai dua puluh pasang anak daun yang berhadapan. Anak daun tidak
bertangkai, bentuk lonjong, pangkal daun hampir rompang, unjung bundar serta
sisinya gak sejajar, panjang anak daun 10-25 mm, lebar 3-11 mm. Perbungaan
berupa malai, terdapat diujung, panjang malai 10-40 cm, panjang gagang bunga 15-20 cm, pinggir
kelopak berambut. Panjang daun kelopak yang terbawah ±10 mm, lebar ±4 mm, tajuk
memencar berwarna kuning, helaian bendera membundar bergaris tengah 4-6 mm,
empat helaian daun tajuk lainnya juga membundar dan bergaris tengah ±10 mm,
panjang benang sari ±15 mm, panjang putik ±18 mm. Polong berwarna hitam, berbentuk lonjong, pipih dengan panjang 8-10
cm, lebar 3–4 cm, berisi 3-4 biji, panjang biji 15-18 mm, lebar 8-11 mm, tebal
5-7 mm (Badan POM,2008).
3.
Jambu Biji
Deskripsi tanaman yaitu habitus berupa
perdu setinggi 5-10 m. Batang berkayu berbentuk bulat. Kulit batang licin dan
mengelupas. Batang bercabang dan berwarna coklat kehijauan. Daun berupa daun
tunggal berbentuk bulat telur dengan pertulangan menyirip. Ujung daun tumpul
dan pangkalnya membulat. Tepi daun rata. Daun tumbuh saling berhadapan. Panjang
daun 6-14 cm dan lebarnya 3-6 cm. Daun berwarna hijau kekuningan atau hijau.
Bunga tunggal, bertangkai dan berada di ketiak daun. Kelopak bunga berbentuk
corong dengan panjang 7-10 mm. Mahkota berbetuk bulat telur dengan panjang 1,5
cm. Benang sari berbentuk pipih dan berwarna putih. Putik berbentuk bulat
kecil, berwarna putih atau putih kekuningan. Buah buni, berbentuk bulat telur,
berwarna putih kekuningan. Bijinya keras, kecil, berwarna kuning kecoklatan.
Akarnya merupakan akar tunggang yang berwarna kuning kecoklatan (Badan POM,
2008).
4.
Asam
Deskripsi tanaman habitus berupa pohon
dengan tinggi ±25 m. Batang tegak bulat, berkayu, warna coklat muda,
percabangan simpodial, permukaan batang banyak lentisel. Daun majemuk tunggal
berhadapan, bentuknya lonjong dengann panjang 1-2,5 cm, lebarnya 0,1-1 cm, tepi
daun rata, ujungnya tumpul dan pangkalnya membulat, pertulangan menyirip,
halus, berwarna hijau, panjang tangkai daun ±0,2 cm, warnanya hijau. Bunga
majemuk berbentuk tandan, terdapat di ketiak daun, panjang tangkai ±0,6 cm,
warnanya kuning, kelopak bunga berbentuk tabung, warnanya hijau kecoklatan,
benang sari berjumlah banyak, berwarna putih, putik berwarna putih, mahkota
bunga kecil, berwarna kuning. Buah berbentuk polong dengan panjang ±10 cm dan
lebar ±2 cm, warnanya hijau kecoklatan. Bentuk biji kotak pipih, berwarna
coklat, akar tunggang berwarna coklat kotor (Badan POM, 2008).
5.
Kayu Manis
Deskripsi
tanaman habitus berupa pohon tahunan dengan panjang tinggi 10-15 m. Batang
berkayu, tegak, bercabang, berwarna hijau kecoklatan. Daun tunggal, lanset,
ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 4-14 cm, lebar 1-6 cm,
pertulangan melengkung, masih muda merah pucat setelah tua hijau. Bunga
majemuk, bentuk malai, tumbuh di ketiak daun, berambut halus, tangkai panjang
4-12 mm. Benang sari dengan kelenjar di tengah tangkai sari, mahkota panjang
4-5 mm, kuning. Buah buni, panjang ±1 cm, ketika masih muda hijau, ketika sudah
tua hitam. Biji kecil-kecil bulat telur, masih muda hijau setelah tua hitam.
Akar tunggang warna coklat (Badan POM, 2008).
6. Kembang Sepatu
Deskripsi
tanaman yaitu habitus berupa perdu, tahunan, tegak, ±3 m. Batang bulat berkayu,
keras, diameter ±9 cm, masih muda ungu setelah tua putih kotor. Daun tunggal,
tepi beringgit, ujung runcing pangkat tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm,
hijau muda, hijau. Bunga tunggal, bentuk terompet, terletak diketiak daun,
kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan. Mahkota terdiri dari
lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak,
tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah. Buah kecil,
lonjong, diameter ±4 mm, masih muda putih setelah tua coklat. Biji pipih,
putih. Akar tunggang, coklat muda (Badan POM, 2008).
7. Mengkudu
Deskripsi
tanaman habitus berupa pohon, tinggi 4-8 meter. Batang berkayu, bulat, kulit
kasar, percabangan monopodial, penampang cabang muda segi empat, coklat kekuningan.
Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 10-40
cm, lebar 5-17 cm, pertulangan menyirip, tangkai pendek, daun penumpu, bulat
telur, panjang 1 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk bonggol, bertangkai, di ketiak daun, benang sari lima, melekat
pada tabung mahkota, tangkai sari berambut, tangkai bakal buah panjang 3-5 cm,
hijau kekuningan, mahkota bentuk trompet, leher berambut, panjang ±1 cm, putih.
Buah bonggol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm, hijau
kekuningan. Biji keras, segi tiga, coklat kemerahan. Akar tunggang coklat muda
(Badan POM, 2008).
8. Alpukat
Deskripsi
Tanaman yaitu habitus berupa pohon, tingga ±10 m. Batang berkayu, bulat,
bercabang, berwarna coklat kotor. Daun tunggal, bulat telur, bertangkai,
tersebar ujung dan pangkal runcing, berbulu, panjang 10-20 cm lebar 3-10 cm,
hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, berkelamin dua, tumbuh diujung ranting,
benang sari dua belas, ruang kepala sari empat, putih kotor, mahkota berambut,
diameter 1-1,5 cm, putih kekuningan. Buah buni, bulat telur, panjang 5-20 cm,
berbintik-bintik, atau gundul, daging buah jika sudah masak lunak, hijau atau
kekuningungan. Biji bulat, diameter 2-2,5 cm, keping biji putih kemerahan. Akar
tunggang, bulat berwarna coklat (Badan POM, 2008).
9. Brotowali
Deskripsi
tanaman yaitu habitus berupa semak, memanjat dengan panjang lebih dari 15 cm.
Batang bulat, berkayu, permukaan benjol-benjol, bercabang dan berwarna hijau.
Daun tunggal, berwarna hijau, tersebar, bentuk jantung dengan ujung runcing,
pangkal berlekuk dan tepi rata. Panjang daun 7-12 cm, lebar 7-11 cm,
bertangkai, pertulangan daun menjari dan tangkai daun menebal pada pangkal dan
ujung. Bunga majemuk, bentuk tandan, terletak pada batang, kelopak tiga, bentuk
bulat telur, mahkota enam, tangkai hijau muda, kepla sari kuning. Buah berupa
buah batu, kecil dan berwarna hijau. Akar tunggang berwarna putih kotor (Badan
POM, 2008).
10. Jahe
Deskripsi
tanaman yaitu habitus berupa herba semusim, tegak dengan tinggi 40-50 cm.
Batangnya merupakan batang semu, berwarna hijau, beralur dan membentuk rimpang.
Daun berupa daun tunggal, berwarna hijau tua, berbentuk lanset dengan tepi
rata. Ujung daun runcing dan pangkalnya tumpul. Perbungaan majemuk, berbentuk
bulir, sempit dengan ujung runcing. Panjang perbungaan 3-5 cm dengan lebar 1-2
cm, panjang tangkai ± 2 cm. Perbungaan berwrna hijau merah, kelopak berbentuk
tabung dan bergigi tiga. Mahkota bunga berwarna ungu, berbentuk corong dengan
panjang 2-2,5 cm. Buah berbentuk bulat panjang, berwarna coklat. Biji bulat dan
berwarna hitam. Rimpang jahe putih kecil-kecil, berwarna putih, dan selalu
dipanen pada saat tua (Badan POM, 2008).
11. Pepaya
Deskripsi
tanaman yaitu habitus berupa perdu dengan tinggi ±10 m. Batang tidak berkayu,
silindris, berongga berwarna putih kotor, daun tunggal bentuknya bulat,
ujungnya runcing, pangkalnya bertoreh dan tepinya bergerigi dengan diameter
25-27 cm, pertulangan menjari dengan panjang tangkai 25-100 cm berwarna hijau.
Bunga tunggal, berbentuk bintang terdapat di ketiak daun, berkelamin satu atau
berumah dua. Bunga jantan terletak pada tanda yang serupa malai, kelopak kecil
dengan kepala sari bertangkai pendek atau duduk dengan warnanya kuning, bentuk
mahkotanya terompet, tepinya bertajuk lima dan bertabung panjang dengan
berwarna kekuningan. Bunga betina
berdiri sendiri, mahkotanya lepas, kepala putiknya lima, duduk, bakal buahnya
beruang satu dan berwarna putih kekuningan buah buni, bentuknya bulat
memanjang, bergading, warna hijau tua muda bila masih muda dan jingga bila
sudah tua, bentuk biji bulat panjang, kecil dan bagian luarnya dibungkus,
selaput yang berisi cairan, dengan warna putih jika masih muda dan berwarna
hitam pada sat tua. Akar tunggang, bercabang, dengan warna putih kekuningan
(Badan POM, 2008).
12. Jarak Pagar
Deskripsi
tanaman yaitu Berupa perdu besar dengan cabang-cabangnya tidak teratur,
tingginya dapat mencapai 3 meter. Batangnya bergetah, dan agak kental, daunya
lebar, berbentuk jantung, tepi rata atau agak berlekuk, dan tangkainya panjang.
Bunga berwarna hijau kekuningan, berkelamin tunggal, berumah satu, baik bunga
jantan maupun bunga betina, masing-masing tersusun dalam rangkaian berupa cawan.
Buah berbentuk bulat telur, terbagi dalam tiga ruang, tidak merekah. Pada
masing-masing ruang terdapat satu biji yang bentuknya bulat lonjong, warnanya
hitam (Kurdi, 2010).
13. Jambu Mete
Deskripsi
tanaman yaitu habitus berupa pohon tinggi ± 12 m. Batang berkayu, bentuk bulat,
bergetah, berwarna putih kotor. Daunnya tunggal berwarna hijau, berbentuk bulat
telur dengan tepi rata dan pangkal runcing. Ujung daun membulat dengan
pertulangan menyirip, panjang daun 8-22 cm, lebar 5-13 cm. Bunga majemuk,
bentuk malai, terletak diketiak daun, dan di ujung cabang. Mempunyai daun
pelindung berbentuk bulat telur, dengan panjang 5-10 mm dan berwarna hijau,
kelopak bunga berambut dengan panjang 4-5 mm dan berwarna hijau muda. Mahkota
bunga berbentuk runcing, saat masih muda berwarna putih, setalah tua berwarna
merah. Tipe buah berupa buah batu, keras, melengkung, panjangnya ±3 cm,
berwarna hijau kecoklatan. Biji berbentuk bulat panjang. Melengkung, pipih dan
berwarna putih. Akar berupa akar tunggang, berwarna coklat (Badan POM, 2008).
14. Kangkung
Deskripsi tanaman, kangkung merupakan
tanaman yang sangat tergolong lama tumbuh, tanaman ini memiliki akar tunggang
dan bercabang-cabang. Perakaran ini menembus dengan kedalam 60–100 cm, dan
menyebar luas secara mendatar 150 cm hingga lebih, terutamanya tanaman kangkung
pada air. Batang pada tanaman kangkung berlubang, berbuku-buku, dan banyak
mengandung air. Terkadang buku-buku tersebut mengeluarkan akar tanaman yang
serabut dan juga berwarna putih dan ada juga berwarna kecoklatan tua. Kangkung
juga memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak batang
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh cabang baru. Bentuk daun memiliki ujung
runcing dan juga tumpul, permukaan daun berwarna hijau tua, dan juga berwarna
hijau muda. Bunga pada tanaman kangkung memiliki bentuk terompet dan memiliki
daun mahkota yang berwara putih atau kemerahan. Dan jika menghasilkan buah
berbentuk bulat atau oval yang di dalamnya memiliki tiga butir biji. Warna biji
tanaman kangkung berwarna hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda(Dalimartha,
2006).
15. Ubi Jalar
Deskripsi
tanaman helaian daun rapuh, patah-patah, berwarna hijau hingga hijau
kekuningan, hijau tua kecoklatan atau hijau tua kehitaman, permukaan bawah umumnya berwarna lebih pucat,
bentuk bundar telur, jantung melebar, atau agak berlekuk menjari, panjang
helaian 4 cm, sampai 14 cm. Lebar 4-11 cm. Pangkal daun melekuk, ujung daun runcing
atau meruncing, pinggir daun rata atau agak berlekuk, kadang-kadang berbagi
menjari, tulang daun menyirip (Depkes RI, 1989).
16. Ketumbar
Deskripsi
tanaman yaitu tanaman ketumbar berupa semak semusim, dengan tinggi sekitar satu
meter. Akarnya tunggang bulat, bercabang dan berwarna putih. Batangnya berkayu
lunak, beralur, dan berlubang dengan percabangan dichotom berwarna hijau. Tangkainya berukuran sekitar 5-10 cm.
Daunnya majemuk, menyirip, berselundang dengan tepi hijau keputihan. Buahnya
berbentuk bulat, waktu masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna
kuning kecokelatan. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna kuning kecokelatan.
Ketumbar dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi hingga
ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini dipanen setelah
berumur tiga bulan, kemudian dijemur dan buahnya yang berwarna kecoklatan
dipisahkan dari tanaman (Kurdi, 2010).
17.
Kencur
Deskripsi tanaman berupa tanaman
dengan tinggi 1 meter. Daun berbentuk bulat berwarna hijau tua pada pagian atas
dan hijau pucat bagian bawah. Ujung daun meruncing pangkal tumpul. Akar
tunggang berwarna putih kotor (Dalimartha,2006).
18. Kacang Hijau
Deskripsi
tanaman yaitu daun berwarna hijau, berbentuk jantung, denga ujung runcing, tepi
rata, kedua sisi sedikit berambut, panjang 4-5 cm, lebar 3-3,5 cm, kerap kali
terdapat bintik-bintik pucat.
19. Kelor
Deskripsi tanaman kelor yaitu habitus berupa
pohon dengan tinggi 3-10 m. Batang berkayu, bulat, bercabang, berbintik hitam
dan berwarna putih kotor sampai abu - abu. Daun majemuk dan berwarna hijau. Panjang
daun 20-60 cm. Anak daun berbentuk bulat telur. Tepi daun rata dengan ujung
berlekuk. Pertulangan daun menyirip. Bunga majemuk berbentuk malai. Bunga
terletak di ketiak daun. Panjang bunga 10-30 cm. Benang sari dan putik kecil.
Mahkota bunga berwarna putih krem. Buah berupa buah kapsul, berwarna coklat
kehitaman dengan panjang dengan panjang 20-40 cm, setiap buah berisi 12-25
biji. Dan Biji berbentuk bulat, bersayap tiga dan berwarna hitam. Akar tunggang
berwarna putih kotor (Badan POM, 2008).
20. Kumis Kucing
Deskripsi
tanaman yaitu habitus berupa semak tahunan, tinggi 50-150 cm. Batang berkayu,
segi empat, beruas, bercabang, coklat kehijauan. Daun tunggal, bulat telur,
panjang 7-10 cm, lebar 8-50 cm, tepi bergerigi ujung dan pangkal runcing, tipis
hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, di ujung ranting dan cabang, kelopak
berlekatan, ujung terbagi empat, benang sari empat, kepala sari ungu, putik
satu, putih, mahkota bentuk bibir, putih, buah kotak, bulat telur, masih muda
hijau, setelah tua coklat. Biji kecil masih muda hijau, setelah tua hitam. Akar
tunggang putih kotor (Badan POM, 2008).
21. Belimbing Wuluh
Deskripsi
tananaman merupakan tanaman berbatang keras, tinggi mencapai 11 meter, daun
bersirip genap, batang tidak bercabang, bunga berbentuk bintang, berwarna merah
muda sampai ungu, buah beruang 5, bergantung pada batang atau dahan,buah berair
dan berasa asam (Kurdi 2010).
22. Lengkuas
Deskripsi tanaman yaitu lengkuas
termasuk terna tanaman tegak yang tinggi batangnya mencapai 2- 2,5 meter.
Tanaman ini memilki akar tak teratur. Pada lapisan luar terdapat kulit tipis
berwarna coklat sedangkan dibagian tangkai yang berbentuk umbi berwarna merah.
Bagian dalam berwarna putih dan jika dikeringkan menjadi kehijau-hijauan.
Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri atas susunan pelepah-pelepah daun.
Daun-daunnya berbentuk bulat panjang antara daun yang terdapat pada bagian
bawah terdiri atas pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang terdiri
dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian daun. Bunganya juga muncul pada
bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga
memiliki aroma yang khas (Dalimartha, 2006).
23. Temulawak
Deskripsi tanaman yaitu keping tipis,
bentuk bundar atau jorong, ringan keras, rapuh, garis tengah sampai 6 cm, tebal
2 mm–5 mm, permukaan luar berkerut, warna coklat kuning sampai coklat, bidang
irisan berwarna coklat kuning buram, melengkung tidak beraturan. Temulawak
berbatang semu, daun berupa daun tunggal, berbentuk lonjong dan berujung
lancip. Daun muda memiliki warna cokelat pada tulang daun bagian tengah dan
hilang jika tua. Tangkai daun berujung pelepah memeluk batang. Daun terletak
berhadapan, berupa lembaran yang tipis, permukaan halus. Akar serabutnya berupa
rimpang membulat, berwarna cokelat muda atau cokelat tua. Bagian dalam rimpang
berwarna jingga tua atau cokelat kemerahan). Daun temulawak lebar dan pada
setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun yang agak panjang.
Batang temulawak berbentuk batang semu, rimpangnya berwarna kekuningan
(Dalimartha, 2006).
24. Kunyit
Deskripsi
Tanaman habitus berupa herba semusim, tegak, tinggi 1-1,5 m. Batang semu,
hijau. Daun tunggal, lonjong, tipis,
pangkal tumpul, ujung runcing, tepi rata, berbulu, panjang 23-25 cm,
lebar 20-25 cm. Pertulangan menyirip, hijau. Bunga majemuk berbetuk tandan,
diujung batang, panjang 6-10 cm, lebar 4-5 cm. Ujung bersegi, hijau
kemerah-merahan. Akar serabut, putih kotor (Badan POM, 2008).
D.
DESKRIPSI SIMPLISIA
1.
Kayu secang (Sappan Lignum)
Deskripsi
simplisia kayu sepang yaitu terdapat jaringan gabus, parenkim korteks, sel
sekresi, hablur kalsium oksalat bentuk prisma, sel batu, serabut sklerenkim, parenkim
floem dan jari-jari teras (Depkes RI,1989).
2.
Jambu biji (Psidium guajava Linn.)
Deskripsi
simplisia daun jambu biji yaitu terdapat epidermis atas, rambut penutup,
epidermis dengan mesofil bagian atas, epidermis bawah dengan stomata, epidermis
bagian bawah dan hablur kalsium oxalate (Depkes RI,1977).
3.
Asam (Tamarindi folium)
Deskripsi
simplisia daun asam yaitu terdapat epidermis bawah dengan stomata, epidermis
bawah, serabut, serabut dengan serabut hablur, berkas pembuluh, pembuluh
kalsium oksalat dan epidermis dengan mesofil (Depkes RI,1989).
4.
Kembang
sepatu (Hibisci
Rosa-sinensis folium)
Deskripsi simplisia kasumba teratai yaitu terdapat fragmen
kepala putik (bagian ujung) dengan papil pendek, fragmen kepala putik (dibawah
bagian ujung) dengan papil panjang, fragmen tangkai putih, fragmen tangkai
sari, serbuk sari, papilla dan fragmen mahkota bunga (Depkes RI,1979).
5.
Mengkudu
(Morinda
citrifolia)
Deskripsi simplisia daun mengkudu yaitu terdapat epidermis
bawah dengan stomata, fragmen daun dengan hablur Ca oksalat bentuk rafida,
hablur Ca oksalat bentuk jarum, epidermis atas, mesofil dengan hablur Ca
oksalat bentuk rapida dan berkas pembuluh dengan penebalan tangga dan spiral
(Depkes RI,1989).
6.
Alpukat
(Perseae folium)
Deskripsi simplisia daun alpukat yaitu terdapat fragmen
epidermis bawah, hablur kalsium oksalat, fragmen epidermis atas, rambut
penutup, pembuluh kayu dengan penebalan bentuk spiral dan tangga dan mesofil
(Depkes RI,1978).
7.
Jahe (Zingeberis officinale Roxb.)
Tanaman jahe
merupakan terna tahunan, berbatang semu dengan tinggi antara 30 cm – 75 cm.
berdaun sempit memanjang menyerupai pita dan tersusun teratur dua baris
berseling. Rimpang jahe memiliki bentuk yang bervariasi, mulai dari agak pipih
sampai gemuk (bulat panjang), dengan warna putih kekuning-kuningan hingga
kuning kemerah-merahan. Rimpang jahe berwarna kuning muda atau kuning, berserat
halus dan sedikit. Beraroma maupun berasa kurang tajam (Rukmana, 2000).
8.
Pepaya
(Caricae folium)
Deskripsi simplisia yaitu serbuk berwarna hijau kecoklatan.
Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas, fragmen epidermis bawah dengan
stomata tipe anomositik, hablur kalsium oksalat roset, lepas atau dalam
parenkim, fragmen pembuluh kayu (Depkes RI, 1989).
9.
Jarak
pagar (Ricini folium)
Deskripsi simplisia yaitu serbuk berwarna hijau. Fragmen
pengenal adalah epidermis atas bentuk polygonal, dinding tebal, lurus;
epidermis bawah bentuk sama dengan epidermis atas tetapi lebih kecil; stomata
tipe parasitik. Mesofil dengan hablur kalsium oksalat besar bentuk roset,
pembuluh kayu dengan penebalan tangga dan spiral; parenkim floem dengan hablur
kalsium oksalat roset kecil; saluran sekresi yang terdiri dari beberapa sel
sekresi (Depkes RI, 1989).
10.
Jambu
mete (Anacardii folium)
Deskripsi simplisia yaitu serbuk berwarna hijau kecoklatan.
Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas; fragmen epidermis bawah dengan
stomata tipe parasitic; serabut sklerenkim; fragmen mesofil dengan palisade dan
bunga karang; fragmen pembuluh kayu (Depkes RI, 19890).
11.
Kayu
manis (Cinnamomum burmannii)
Deskripsi simplisia yaitu serbuk coklat kekuningan. Fragmen
pengenal adalah sklereida dengan penebalan dinding tidak rata; serabut
perisikel dan serabut floem; butir-butir pati dan hablur kalsium oksalat bentuk
prisma, lepas atau dalam parenkim; jaringan parenkim dengan sel lender atau sel
minyak; sel gabus dan serabut skelerenkim (Depkes RI, 1977).
12.
Kangkung
(Ipomoeae aquaticae
folium)
Deskripsi simplisia yaitu serbuk berwarna hijau. Fragmen
penegenal adalah epidermis atas dengan rambut kelenjar, stomata jarang, fragmen
epidermis bawah sel lebih kecil dengan rambut kelenjar dan stomata, fragmen
pembuluh kayu dengan penebalan tangga (Depkes RI, 1989).
13.
Ubi
(Batatasae folium)
Deskripsi simplisa yaitu serbuk berwarna hijau kecoklatan.
Fragmen pengenal adalah rambut penutup bersel 1; rambut kelenjar tipe Lamiaceae; fragmen epidermis atas dan
epidermis bawah dengan stomata tipe parasitic; hablur kalsium oksalat berbentuk
roset; fragmen pembuluh kayu (Depkes RI, 1989)
14.
Ketumbar
(Coriandri fructus)
Deskripsi simplisia yaitu serbuk warna coklat muda
kekuningan atau coklat kemerahan. Fragmen pengenal adalah serabut sklerenkim
mesokarp; fragmen endocarp berikut parenkim mesokarp; fragmen epikarp dengan
hablur kalsium oksalat betuk prisma; fragmen epikarp dari ujung buah; fragmen
mesokarp berikut endocarp; spermoderm dan endosperm; fragmen pembuluh kayu,
hablur kalsium oksalat berbentuk prisma dan roset. Tidak terdapat butir pati
(Depkes RI,1980).
15.
Kencur
(Kaempferia rhizoma)
Deskripsi
simplisia yaitu serbuk berwarna putih, putih kecoklatan sampai coklat. Fragmen
pengenal adalah butir pati yang hamper bulat dengan putting atau sisi bersudut;
idioblas minyak; oleoresin berbentuk gumpalan atau tetesan kecil yang dengan
yodium LP warnanya menjadi coklat kekuningan; fragmen feriderm; pembuluh kayu
(Depkes RI, 1977).
16.
Kelor (Moringae folium)
Deskripsi
simplisia daun kelor yaitu terdapat berkas pembuluh dan mesofil, rambut
penutup, epidermis atas dengan jaringan palisade, epidermis bawah dengan
stomata tipe anomositik dan mesofildengan selminyak (Depkes RI, 1989).
17.
Belimbing wuluh (Bilimbii folium)
Deskripsi
simplisia daun belimbing yaitu terdapat rambut penutup, fragmen epidermis atas,
fragmen epidermis bawah, fragmen serabut, fragmen mesofil, hablur kalsium oksalat
lepas dan fragmen pembuluh kayu (Depkes RI, 1989).
18.
Lengkuas (Languatis Rhizoma)
Deskripsi
simplisia rimpang lengkuas yaitu terdapat epidermis dan jaringan korteks bagian
luar, parenkim dengan sel idioblas, butir pati, fragmen serabut, parenkim dengan
butir pati dan jaringan berkas pembuluh (Depkes RI, 1978).
19.
Temulawak (Curcumae xantorrhiza Roxb.)
Deskripsi
simplisia rimpang temulawak yaitu terdapat fragmen berkas pembuluh, fragmen
parenkim korteks, serabut sklerenkim, butir pati, fragmen jaringan gabus bentuk
poligonal dan rambut penutup (Depkes RI, 1979).
20.
Kunyit (Curcuma domestica val.)
Deskripsi simplisia yaitu serbuk berwarna kuning sampai
kuning jingga. Fragmen pengenal adalah butir pati; gumpalan tidak beraturan zat
berwarna kuning sampai kuning coklat; parenkim dengan sel sekresi; fragmen
pembuluh tangga dan pembuluh jala; fragmen rambut penutup warna kuning; tidak
terdapat serabut (Depkes RI, 1977).
B. Hasil
Pengamatan
1. Penetapan
Kadar Air
No
|
Sampel
(1 gr)
|
Cawan Porselin Kosong (gr)
|
Pemanasan I (gr)
|
Pemanasan
II (gr)
|
Pemanasan III (gr)
|
Pemansan IV (gr)
|
Pemansan V (gr)
|
Kadar Air
|
1
|
Alpukat
|
47,14
|
48,14
|
48,12
|
48,1
|
48,1
|
48,1
|
2,8%
|
2
|
Belimbing
|
28,93
|
29,9
|
29,88
|
29,87
|
29,87
|
29,87
|
5,2%
|
3
|
Brotowali
|
32,74
|
33,66
|
33,63
|
33,62
|
33,62
|
33,62
|
11,0%
|
4
|
Kelor
|
58,22
|
59,2
|
59,16
|
59,15
|
59,15
|
59,15
|
5,8%
|
5
|
Kencur
|
32,33
|
33,29
|
33,26
|
33,25
|
33,25
|
33,25
|
7,0%
|
6
|
Cengkeh
|
29,52
|
30,34
|
30,31
|
30,2
|
30,2
|
30,2
|
27,0%
|
7
|
Hopea
|
28,23
|
29,16
|
29,14
|
29,13
|
29,13
|
29,13
|
9,2%
|
8
|
Jambu
Biji
|
37,13
|
38,13
|
38,12
|
38,11
|
38,11
|
38,11
|
1,4%
|
9
|
Asam
|
48,42
|
49,38
|
49,36
|
49,35
|
49,35
|
49,35
|
6,2%
|
10
|
Kunyit
|
26,23
|
27,2
|
27,18
|
27,17
|
27,17
|
27,17
|
5,2%
|
11
|
Ketumbar
|
39,12
|
39,98
|
39,97
|
39,96
|
39,96
|
39,96
|
15,4%
|
12
|
Kangkung
|
53,25
|
54,217
|
54,197
|
54,187
|
54,187
|
54,187
|
5,5%
|
13
|
Kumis
Kucing
|
25,93
|
26,794
|
26,774
|
26,764
|
26,764
|
26,764
|
15,8%
|
14
|
Kasumba
|
38,18
|
39,195
|
39,175
|
39,165
|
39,165
|
39,165
|
0,7%
|
15
|
Kembang
Sepatu
|
34,43
|
35,367
|
35,347
|
35,337
|
35,337
|
35,337
|
8,5%
|
16
|
Jahe
|
21,45
|
22,361
|
22,341
|
22,331
|
22,331
|
22,331
|
11,1%
|
17
|
Mengkudu
|
41,95
|
42,948
|
42,928
|
42,918
|
42,918
|
42,918
|
2,4%
|
18
|
Jambu
Mete
|
32,42
|
33,389
|
33,369
|
33,359
|
33,359
|
33,359
|
5,3%
|
19
|
Temulawak
|
42,53
|
43,491
|
43,471
|
43,461
|
43,461
|
43,461
|
6,1%
|
20
|
Singkong
|
27,32
|
28,177
|
28,157
|
28,147
|
28,147
|
28,147
|
16,5%
|
21
|
Kacang
Hijau
|
52,58
|
53,584
|
53,564
|
53,554
|
53,554
|
53,554
|
1,8%
|
22
|
Lengkuass
|
21,53
|
22,478
|
22,458
|
22,448
|
22,448
|
22,448
|
7,4%
|
23
|
Pepaya
|
30,28
|
31,264
|
31,244
|
31,234
|
31,234
|
31,234
|
3,8%
|
24
|
Jarak
|
24,83
|
25,776
|
25,756
|
25,746
|
25,746
|
25,746
|
7,6%
|
2.
Penentuan Kadar Abu
NO
|
Sampel
(0,5 g)
|
Berat
Cawan Kosong (g)
|
Berat
Cawan + Ekstrak Sebelum dipanaskan
(g)
|
Berat
Cawan + Ekstrak Sesudah dipanaskan
(g)
|
Kadar
Abu %
|
1
|
Pepaya
|
23,90
|
24,40
|
23,93
|
6
|
2
|
Jambu mete
|
31,20
|
31,70
|
31,22
|
4
|
3
|
Asam
|
28,12
|
21,60
|
28,13
|
2
|
4
|
Belimbing
|
27,24
|
27,70
|
27,36
|
12
|
5
|
Kangkung
|
28,34
|
28,80
|
28,38
|
8
|
6
|
Mengkudu
|
29,1
|
29,6
|
29,1
|
0
|
7
|
Jarak
|
24,1
|
24,6
|
23,95
|
-30
|
8
|
Kayu Manis
|
27
|
27,5
|
24,1
|
-580
|
9
|
Kembang Sepatu
|
26,4
|
26,9
|
26,47
|
14
|
10
|
Alpukat
|
29,9
|
30,4
|
29,9
|
0
|
11
|
Kelor
|
30,7
|
31,2
|
30,7
|
0
|
C. Pembahasan
Farmakognosimerupakan salah satu ilmu yang
mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan
sebagai obat alami yang telah melewati berbagai macam uji seperti uji
farmakodinamik, uji toksikologi dan uji biofarmasetika. Sedangkan di Indonesia saat
ini untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis,
mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga mencakup indentifikasi,
isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu
penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa.
Simplisia merupakan bahan alami yang
digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahn prose aapun, dan kecuali
dinyatakan lain umumna berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia terbagi
menjadi tiga yaitu simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral.
Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian
tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya. Simplisia hewani
adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan
oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni. Sedangkan simplisia mineral atau
pelikan adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah
atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimiamurni.
Ekstrak adalah sediaan pekat yang
diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia
hewani menggunakan pelarut yang sesua, kemudian semua atau hamper semua pelarut
duapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian hingga memenuhi
baku yang telah ditetapkan.
Abu
adalah zat anorganik sisa pembakaran dari senyawa organik. Dalam bahan pangan,
selain abu terdapat pula komponen lain yaitu mineral. Kadar abu dalam bahan
pangan sangat memepengaruhi sifat dari bahan pangan. Kadar abu merupakan campuran dari
komponen anorgank atau mineral yang terdapat pada suatu bahan. Pengukuran kadar
abu bertujuan untuk mengetahui eberapa banyak kandungan mineral yang terdapat
dalam ekstrak sampel. Sedangkan kadar air adalah banyaknya air yang terkandung
dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Dalam penetapan kadar air digunakan
alat oven dengan suhu 105oC dan kadar abu menggunakan alat tanur
dengan suhu 600oC.
Penentuan
kadar air dilakukan dengan metode oven. Prinsip kerja oven pengering adalah
bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut
dipanaskan pada suhu 105˚C selama waktu tertentu. Pada praktikum penentuan
kadar air digunakan metode oven. Kelebihan metode ini adalah kecepatan
proses pengeringan dapat diatur sesuai keinginan. Sedangkan kelemahan
metode oven adalah biaya lebih tinggi dibanding pengeringan alami.Kelebihan
metode oven adalah suhu dan kecepatan proses pengeringan dapat diatur
sesuai keinginan, tidak terpengaruh cuaca, sanitisi dan higiene dapat dikendalikan.
Kelemahan metode oven adalah memerlukan keterampilan dan peralatan khusus,
serta biaya lebih tinggi dibanding pengeringan alami.
Penentuan
kadar abu dilakukan dengan metode tanur. Prinsip kerja tanur adalah dengan
menggunakan tanur (500˚C-900 ˚C) selama ± 3 jam.Pada metode ini, air dan bahan volatile
lain diuapkan kemudian zat- zat organik dibakar hingga menghasilkan CO2,
H2O dan N2. Penentuan kadar abu dengan metode tanur ini
memiliki kelebihan yaitu penggunaannya yang aman, hanya membutuhkan reagen
dalam jumlah sedikit, beberapa sampel dapat dianalisis secara bersamaan
sedangkan kelemahan metode ini adalah memerlukan waktu lama, biaya listrik yang
lebih tinggi untuk memanaskan tanur. Keuntungan dari metode tanur adalah
penggunaannya yang aman, hanya membutuhkan reagen dalam jumlah sedikit,
beberapa sampel dapat dianalisis secara bersamaan, tidak memerlukan tenaga
kerja yang intensif, dan abu yang dihasilkan dapat dianalisis untuk penentuan
kadar mineral. Sementara kelemahan metode ini adalah memerlukan waktu lama,
biaya listrik yang lebih tinggi untuk memanaskan tanur dan kehilangan mineral
yang dapat menguap pada suhu tinggi.
Dari
hasil percobaan kadar abu dan kadar air didapatkan hasil pada kadar air alpukat
2,8%, belimbing 5,2%, brotowali 11,0%, kelor 5,8%, kencur 7,8%, cengkeh 27,0%,
hopea 9,2%, jambu biji 1,4$%, asam 6,2%, kunyit 5,2%, ketumbar 15,4%, kangkung
5,5%, kumis kucing 15,8%, kasumba 0,7%, kembang sepatu 8,5%, jahe 11,1%,
mengkudu 2,4%, jambu mete 5,3%, temulawak 6,1%, sinking 16,5%, kacang hijau
1,8%, lengkuas 7,4%, papaya 3,8%, jarak 7,6%.
Hasil yang diperoleh pada pengujian
kadar abu ada beberapa sampel yang tidak memenuhi syarat kadar abu yaitu tidak
lebih dari 6%. Dimana kadar abu ekstrak belimbing 12%, kangkung yaitu 8% dan
ada yang diperoleh hasil mines yaitu daun jarak yaitu -30%, kayu manis yaitu
-580%, daun kembang sepatu yaitu -14%. Ini juga mungkin disebabkan karna kurang
telitinya praktikan dalam melakukan pengujian atau kurangnya waktu dalam
melakukan pemanasan sehingga diperoleh hasil yang tidak sesuai dari syarat yang
seharusnya.
Simplisia dalam bidang farmasi banyak
digunakan dalam berbagai pembuatan obat tradisonal maupun sediaan-sediaan
industri farmasi baik masih dalam bentuk fitofarmaka maupun sudah sampai pada
pembuatan seperti antiseptik yang berasal dari kandungan tanin. Serta manfaat dalam bidang farmasi dengan melakukan
percobaan ini diharapkan pada saat performulasi atau pun pengidentifikasi
seorang apoteker atau farmasi dapat mengetahui dengan mudah cara membedakan dan
mengidentifikasi senyawa apa saja yang terkandung dalam senyawa metabolit
tersebut sehinggah dengan mudah untuk pembuataan sediaan farmasi.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan dapat simpulkan bahwa kadar air yang dimiliki
oleh simplisia daun alpukat yaitu 2,8%, daun belimbing yaitu 5,2%, daun kelor
5,8%, rimpang kencur yaitu 7,0%, Hopea yaitu 9,2%, daun jambu biji yaitu 1,4%,
rimpang kunyit yaitu 5,2%, daun asam yaitu 6,2%, kangkung yaitu 5,5%, Kayu manis
yaitu 0,7%, daun kembang sepatu yaitu 8,5%, daun mengkudu yaitu 2,4%, daun
jambu mete yaitu 5,3%, rimpang temulawak yaitu 6,1%, Kacang hijau yaitu 1,8%,
rimpang lengkuas yaitu 7,4%, daun papaya yaitu 3,8%, daun jarak yaitu 7,6%,
Brotowali yaitu 11%, Cengkeh yaitu 27%, Ketumbar yaitu 15,4%, Kumis Kucing
yaitu 15,8% dan daun ubi jalar yaitu 16,5%. Sedangkan untuk pengujian kadar abu
yang dimiliki oleh simplisia daun papaya yaitu 6%, daun jambu mete yaitu 4%,
daun asam yaitu 2%,daun belimbing 12% dan kangkung yaitu 8% daun mengkudu yaitu
0%, daun jarak yaitu -30%, kayu manis yaitu -580%, daun kembang sepatu yaitu
-14%, dan daun alpukat dan kelor yaitu 0 %. Dari prcobaan yang telah dilakukan
pada penetuan kadar air dan kadar abu ini yaitu pengujian kadar air didapatkan
yang memenuhi syarat kadar air yang dimiliki oleh simplisia yang tidak lebih
dari 10% yaitu alpukat, daun belimbing, dan kelor, rimpang kencur, hopea, daun
jamu biji, rimpang kunyit, daun asam, kagkung, kasumba, daun kembang sepatu,
daun mengkudu, daun jambu mete, rimpang temulawak, kacang hijau, rimpang
lengkuas, daun papaya, daun jarak dan esktrak yang tidak memenuhi syarat kada
air ini karena melebihi 10% yaitu brotowali, cengkeh, ketumbar, kumiskucing,
dan daun singkong.
2. Saran
Saran
yang dapat diberikan yaitu plat yang digunakan secara bersamaan semua bahan agar
lebih mengefisienkan waktu dan tenaga.
Lain kali sediakan referensi bair terpercayaaaa
ReplyDelete