Laporan Farmakognosi "Identifikasi Metabolit Sekunder"
IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Farmakognosi
merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau karakteristik obat yang berasal dari
bahan alam. Farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam
yang meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme, dan mineral. Perkembangan
farmakognosi saat ini sudah melibatkan hasil penyarian atau ekstrak yang tentu
tidak akan bisa dilakukan indentifikasi zat aktif jika hanya mengandalkan mata.
Dengan demikian, cara identifikasi juga semakin berkembang dengan menggunakan
alat-alat cara kimia dan fisika.
Simplisia ialah bahan baku alami
yang digunakan untuk membuat ramuan obat tradisional yang belum mengalami
pengolahan apapun kecuali proses pengeringan, ditinjau dari asalnya, simplisia
digolongkan menjadi simplisia nabati dan simplisia hewani. Simplisia hewani
berasal dari hewan, baik yang masih utuh , organ-organnya maupun zat-zat yang
dikandungnya yang berguna sebagai bahan obat dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia nabati berasal dari tanaman, baik yang masih utuh bagian-bagiannya,
maupun zat-zat nabati yang dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat
kimia murni (Said, 2004).
Simplisia
harus memenuhi persyaratan minimal yaitu bahan baku simplisia, proses pembuatan
simplisia, termasuk cara penyimpanan bahan baku simplisia dan cara pengepakan atau
penyimpanan simplisia. Tahap pembuatan simplisia diawali dengan pengumpulan
bahan baku dimana kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda
tergantung pada bagian tanaman yang digunakan, umur tanaman,bagian tanaman saat
panen, waktu panen dan lingkungan tempat tumbuh. Selanjutnya adalah dilakukan
sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan
dan penyimpanan serta
pemeriksaan
mutu. Secara umum, suatu simplisia yang tidak memenuhi syarat misalnya
kekeringan kurang, ditumbuhi kapang, mengandung lendir, berubah warna atau
baunya, dan ada serangga atau termakan serangga (Suharmiati dan Herti, 2003).
Senyawa
metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan
bioaktivitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan hama
penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya. Senyawa kimia sebagai
hasil metabolit sekunder telah banyak digunakan untuk zat warna, racun, aroma
makanan, obat-obatan dan sebagainya. Banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang
digunakan sebagai obat-obatan dikenal sebagai obat tradisional, sehingga perlu
dilakukan penelitian tentang penggunaan tumbuh-tumbuhan berkhasiat dan
mengetahui senyawa kimia yang bermanfaat sebagai obat.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini
adalah bagaimana cara mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang biasa
digunakan dalam ramuan untuk pengobatan?
3. Tujuan
Tujuan dari percobaan
ini adalah untuk dapat mengidentifikasi senyawa metabolit
sekunder yang
biasa digunakan dalam ramuan untuk pengobatan.
4. Manfaat
Manfaat dari percobaanini
adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang biasa digunakan
dalam ramuan untuk pengobatan.
B. BAHAN
• Klasifikasi
1.
Hoppe
(Hopea sp.) (Anonim, 1978)
Regnum :Plantae
Divisio :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Theales
Famili :Dipterocarpaceae
Genus :Hopea
Spesies :Hopea sp.
2. Jambu biji (Psidium
guajava L.)(Santoso,
2008).
Regnum :Plantae
Divisio :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Myrtales
Famili :Myrtaceae
Genus :Psidium
Spesies :Psidium
guajava
3.
Asam (Tamarindus indica L.) (Anonim, 1978)
Asam (Tamarindus indica L.) (Anonim, 1978)
Regnum :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Fabales
Famili :Fabaceae
Genus :Tamarindus
Spesies :Tamarindus indica L.
4.
Kembang
sepatu (Hibiscus
rosa sinensis L.)
(Anonim, 1978).
Regnum : Plantae
Divisi :Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa sinensis L.
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa sinensis L.
5.
Mengkudu
(Morindae citrifoliae fructus)(Santoso,
2008).
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Familia : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda
citrifolia L.
6.
Alpukat
(Persea americana Mil)(Anonim, 1978).
Regnum :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Dicotyledoneae
Ordo :
Ranales
Famili :
Lauraceae
Genus :
Persea
Spesies : Persea americana
Mil
7.
Brotowali
(Tinospora crispa
L.) (Anonim, 1978).
Brotowali
(Tinospora crispa
L.) (Anonim, 1978).
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ranunculales
Famili : Menispermaceae
Genus : Tinospora
Spesies : Tinospora
crispa (L.)
Ordo :
Zingiberales
Famili :
Zingiberaceae
9.
Pepaya
(Carica papaya L.) (Lisa,
2015).
Pepaya
(Carica papaya L.) (Lisa,
2015).
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :
Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya
L.
10.
Jarak
(Jatropha curcas )(Susilowati, 2014).
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo :
Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Spesies : Jatropha curcas
11. Kayu manis (Cinnamomum burmannii)(Nisa,
2014).
Regnum : Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Laurales
Famili :
Lauraceae
Genus :
Cinnamomum
Spesies :Cinnamomum burmannii
12.
Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb)(Stephani,
2009).
Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb)(Stephani,
2009).
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma xanthorrhiza Roxb
13.
Ubi Jalar (Ipomoea batatas)(Supadmi, 2009).
Ubi Jalar (Ipomoea batatas)(Supadmi, 2009).
Regnum :
Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili :
Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea
batatas L.
14.
Belimbing (Averrhoa
bilimbi)(Savitri,
2014).
Belimbing (Averrhoa
bilimbi)(Savitri,
2014).
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :
Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi
15. Kunyit (Curcuma domestica val.)(Santoso, 2008).
Regnum :
Plantae
Divisio :
Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili :
Zingiberacceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma
domestica val.
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Brassicales
Famili
: Moringaceae
Genus
: Moringa
17. Ketumbar (Coriandrum sativum) (Anonim, 1978)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Apiles
Famili : Apiaceae
Genus : Coriandrum
Spesies : Coriandrum sativum
18. Kencur (Kaempferia galangal L.) (Anonim, 1978).
Regnum :Plantae
Divisio :Tracheopyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo :Zingiberales
Familia :Zingiberaceae
Genus :Kaempferia
Spesies :Kaempferia galangal
L.
19. Jambu
mete (Anonim, 1980, Materia Medika
Indonesia Jilis I-V)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Sapindales
Famili :
Anacardiaceae
Genus :
Anacardium
Spesies : Anacardium
occidentale L
C. DESKRIPSI TANAMAN
1. Alpukat (Persea americana Mil)
Tanaman alpukat berupa pohon dengan
tinggi kurang dari 10 meter, batangnya berkayu, daunnya tunggal, bulat telur,
bertangkai, berbulu, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm dan berwarna hijau.
Bungannya majemuk, bentuk malai, tumbuh diujung ranting, warna putih
kekuningan. Buahnya berbentuk bunih, bulat telur, panjang 5-20 cm,
berbintik-bintik, daging buah jika sudah masak akan lunak, warnanya hijau atau
kuning keunguan. Bijinya bulat dengan diameter 2,5-5 cm, keping biji putih
kemerahan(Song dan sri,2010).
2. Brotowali (Tinospora crispa L.)
Brotowali merupakan perdu yang
pertumbuhannya memanjat. Tinggi batang dapat mencapai 2,5 m. Batang sebesar
jari kelingking, berbintil-bintil rapat, rasanya pahit. Daun brotowali
merupakan daun tunggal, berbentuk jantung dengan ujung meruncing, tepi daun
rata, tulang daun menjari, berwarna hijau muda.Panjang daun 3-11 cm dengan
pangkal bengkok dan membesar. Bunga brotowali berwarna hijau keputihan dan
berbentuk tanda semu(Setiadi,2009).
3. Belimbing (Averrhoa bilimbi L.)
Tumbuhan yang hidup pada ketinggian 5
hingga 50 meter.Batang utamanya pendek dan cabang utamanya rendah. Batangnya
bergelombang(tidak rata). Daunnya majemuk, berselang seling, panjang 30-60 cm
dan berkelompok diujung cabang.Pada setiap daun terdapat 11 sampai 37 anak daun
yang berselang-seling berpasangan.Anak daun berbentukoval.Bunganya memiliki
rasa asam, berukuran kecil. Buahnya berbentuk elips hingga seperti torpedo,
dengan panjang 4-10 cm(Rahayu,2013)
4. Kelor (Moringa oleifera)
Daunnya majemuk menyirip ganda 2-3 ,
posisisinya tersebar, tanpa daun penumpu, atau daun penumpu telah mengalami
metamorfosis sebagai kelenjar-kelenjar pada pangkal tangkai daun. Bunga banci,
zigomorf, tersusun dalam malai yang terdapat dalam ketiak daun, dasar bangun
mangkuk, kelopak terdiri atas 5 daun kelopak, mahkotapun terdiri atas 5 daun
mahkota,5 benang sari, bakalbuah, bakal biji banyak, buahnya buah kendaga yang
membuka dengan tiga katup yang panjang sekitar 30 cm, biji besar, bersayap,
tanpa endosperm, lembaga lurus(Rohani,2007)
5. Kencur (Kaempferia galangal L.)
Simplisia berupa irisan pipih, bau khas, rasa pedas,
bentuk hamper bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 1-4 mm, panjang
1-5 cm, lebar 0,5-3 cm, bagian tepi berombak dan keriput, warna cokelat sampai
cokelat kemerahan, bagian tegah berwarna putih sampai putih kecoklatan. Korteks
sempit, lebar lebih kurang 2 mm, warna putih(Hambali,2007)
6. Hopea (Hopea sp.)
Pohon yang sedang ukurannya dengan tinggi hingga 40 m,
bulung tanpa cabang hingga 25 m, kadang-kadang lebih, diameter mencapai 90 cm
dengan banir yang tampak jelas, getah kuning, permukaan kulit bergaris-garis
dalam, warna coklat, kulit kayu bagian dalam kuning dengam bintik merah muda,
getah kuning muda, hati kayu coklat dan keras(Hardiyanthi,2013)
7. Jambu biji (Psidium guajava)
Simplia berupa lembaran daun, warna hijau, bau khas
aromatic, rasa kelat. Daun tunggal bertangkai pendek, panjang tangkai 0,5-1 cm,
helai daun berbentuk bundar menjorong, panjang 5-13 cm, lebar 3-6 cm, pinggir
daun rata agak menggulung ke atas, permukaan atas agak licin(Rochani,2007)
8. Asam (Tamarindus indica L.)
Helaian anak daun berwarna hijau kecoklatan atau hijau
muda, bentuk bundar panjang, panjang 1 cm sampai 2,5 cm, lebar 4 mm sampai 8
mm, ujung daun membundar, pinggir daun rata hampir sejajar satu sama lain.
Tulang daun terlihat jelas.Kedua permukaan daun halus dan licin, permukaan
bawah berwarna lebih muda(Rochani,2007)
9. Kunyit (Curcuma domestica Val.)
Tanaman kunyit
tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak,
bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari
pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang
hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau
pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu,
panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna
putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata.Kulit
luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga
kekuning-kuningan. Kunyit yang memunyai nama latin Curcuma domestica Val.
merupakan tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek rimpang dengan ukuran
20-25 gram stek. Bibit rimpang harus cukup tua.Kunyit tumbuh dengan baik di
tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap
tahun dan di tempat yang sedikit terlindung.Tapi untuk menghasilkan rimpang
yang lebih besar diperlukan tempat yang lebih terbuka.Rimpang kunyit berwarna
kuning sampai kuning jingga(Setiadi,2009)
10.Ketumbar
(Coriandrum)
Tanaman ketumbar berupa semak semusim, dengan tinggi sekitar
satu meter.Akarnya tunggang bulat, bercabang dan berwarna putih.Batangnya
berkayu lunak, beralur, dan berlubang dengan percabangan dichotom berwarna
hijau.Tangkainya berukuran sekitar 5-10 cm. Daunnya majemuk, menyirip, berselundang
dengan tepi hijau keputihan.Buahnya berbentuk bulat, waktu masih muda berwarna
hijau dan setelah tua berwarna kuning kecokelatan.Bijinya berbentuk bulat dan
berwarna kuning kecokelatan Ketumbar dapat dibudidayakan di dataran rendah
maupun dataran tinggi hingga ketinggian 2.000 meter di atas permukaan
laut.Tanaman ini dipanen setelah berumur tiga bulan, kemudian dijemur dan
buahnya yang berwarna kecoklatan dipisahkan dari tanaman(Hardiyanthi,2015)
11.Kangkung (Ipomoea
reptans)
Kangkung
merupakan tanaman yang sangat tergolong lama tumbuh, tanaman ini memiliki akar
tunggang dan bercabang-cabang. Perakaran ini menembus dengan kedalam 60–100 cm,
dan menyebar luas secara mendatar 150 cm hingga lebih, terutamanya tanaman
kangkung pada air.Batang pada tanaman kangkung bult dan berlubang,
berbuku-buku, dan banyak mengandung air. Terkadang buku-buku tersebut
mengeluarkan akar tanaman yang serabut dan juga berwarna putih dan ada juga
berwrana kecoklatan tua. Kangkung juga memiliki tangkai dauan melekat pada
buku-buku batang dan di keiak batang terdapat mata tunas yang dapat tumbuh
cabang baru. Bentuk dauan memiliki ujung runcing dan juga tumpul, permukaan
dauan berwarna hijau tua dan juga
berwarna hijau muda. Bunga pada tanaman kangkung memiliki bentuk terompet dan
memiliki dauan mahkota yang berwara putih atau kemerahan.Dan jika menghasilkan
buah berbentuk bulat atau oval yang di dalamnya memiliki tiga butit biji.Warna
biji tanaman kangkung berwran hitam jika sudah tua dan hijau ketika
mudah(Hardiyanthi,2015)
12.Jahe (Zingiber officinale)
Tanaman yang bisa bertahan hidup di daerah tropis dan
dikenal memiliki rasa pedas dan hangat pada rimpangnya ini.Batang pohon semu,
beralur dan memiliki warna hijau.Daun tunggal dan berwarna hijau tua, tangkai
daun berbulu halus, helai daun berbentuk lanset, bagian tepi rata dan bagian
ujung runcing serta pangkal daun tumpul. Panjang daun antara 20-40 cm dan lebar
antara 2-4 cm.Bunga berupa malai tumbuh dari dalam tanah berbentuk tongkat atau
bundar telur, panjang malai berkisar antara3,5-5 cm dengan lebar 1,5-1,75 cm.
Gagang bunga hampir tidak berbulu dengan panjang sekitar 25 cm, sisik pada
bunga berjumlah 5-7 buah, berbentuk lanset. Letaknya berdekatan, panjang sisik
3-5 cm. mahkota bunga berbentuk tabung 2–2,5 cm dengan helai agak sempit,
memiliki bentuk tajam, warna kuning kehijauan, panjang sekitar 1,5–2,5 mm
dengan lebar 3–3,5 mm,
bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna
putih kekuningan, panjang 12-15 mm ; kepala sari berwarna ungu, dengan panjang
9 mm, tangkai putik berjumlah 2.Buah berbentuk bulat hingga bulat panjang,
berwarna coklat sedang biji berbentuk bulat dengan warna hitam.Akar berbentuk
serabut dengan warna putih kotor.Rimpang tebal dan agak melebar, tumbuh
bercabang-cabang.Warna rimpang kuning pucat.Bagian dalam berserat agak kasar,
warna kuning muda dengan bagian ujung berwarna merah muda.Rimpang memiliki
aroma khas dan rasa pedas.Rimpang dapat dibedakan menjadi tiga bagian sesuai
dengan ukuran dan warna yang dimiliki yaitu : Jahe besar (jahe gajah/jahe
badak), jahe kecil (jahe emprit), dan jahe merah (jahe sunti)(Rochani,2007)
13.Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Tumbuhan ini
berbentuk pohon dengan tinggi 4-8 cm. Batang berkayu, bulat, kulit kasar,
percabangan monopoidal.Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal
runcing.Panjang 10-40 cm. Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang
sari 5. Buah bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm,
hijau kekuningan(Hardiyanthi,2015)
14.Jambu mete (Anacardium
occidentale L)
Berbentuk
pohon, berwarna coklat tua, batang berkayu (lignosus), silindris,
permukaan kasar, percabangan monopodial.Arah tumbuh batang tegak lurus, arah
tumbuh cabang ada yang condong ke atas dan ada yang mendatar. Daun
merupakan daun tunggal yang hanya tumbuh di ujung-ujung ranting. Daun
pada Anacardium occidentale L. merupakan daun tidak lengkap
karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina),
lazimnya disebut daun bertangkai. Daun bertangkai pendek (1,5-3 cm), daun
berbentuk bulat telur sungsang dan guratan rangka daunnya terlihat jelas
bulat telur terbalik, kebanyakan dengan pangkal runcing dan ujung membulat.
Helaian daun tunggal, warna hijau kekuningan sampai hijau tua kecoklatan,
panjang 4 cm sampai 22 cm, lebar 2 cm samapai 15 cm, ujung daun membulat (rotundatus)
tidak terbentuk sudut sama sekali, pangkal daun runcing (acutus) yakni
jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke
atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (kurang dari
90º)(Hambali,2007)
15. Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb)
Keping tipis,
bentuk bundar atau jorong, ringan keras, rapuh, garis tengah sampai 6 cm, tebal
2 mm – 5 mm, permukaan luar berkerut, warna coklat kuning sampai coklat, bidang
irisan berwarna coklat kuning buram, melengkung tidak beraturan. (MMI JILID III
HALAMAN 67) Temulawak berbatang semu, daun berupa daun tunggal,
berbentuk lonjong dan berujung lancip.Daun muda memiliki warna cokelat pada
tulang daun bagian tengah dan hilang jika tua.Tangkai daun berujung pelepah
memeluk batang.Daun terletak berhadapan, berupa lembaran yang tipis, permukan
halus.Akar serabutnya berupa rimpang membulat, berwarna cokelat muda atau
cokelat tua.Bagian dalam rimpang berwarna jingga tua atau cokelat
kemerahan).Daun temulawak lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah
dan tangkai daun yang agak panjang.Batang temulawak berbentuk batang semu,
rimpangnya berwarna kekuningan(Hambali,2007)
16. Singkong
(Manihot utilissima)
Tanaman perdu,
bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak jarang.Akar tunggang dengan
sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbiakar yang dapat
dimakan.Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm,
tergantung dari klon/kultivar.Bagian dalam umbinya berwarna putih atau
kekuning-kuningan.Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di
lemari pendingin.Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap
akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat meracun bagi manusia.Umbi ketela
pohon merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat namun sangat miskin protein.
Sumber protein yang bagus justru terdapat pada daunsingkong karena mengandung
asam amino metionina (Rochani,2007)
17.
Pepaya
(Carica
papaya L)
Pepaya merupakan tanaman herba. Batangnya berongga,
biasanya tidak beracun, dan tingginya dapat mencapai 10 m. Daunnya merupakan
daun tunggal, berukuran besar, dan bercangkap. Tangkai daun panjang dan
berongga. Bunganya terdiri dari tiga jenis, yaitu bunga jantan, bunga betina,
dan bunga semurna. Bentuk buah bulat sampai lonjong. Batang, daun, dan buahnya
mengandung getah yang memiliki daya enzimatis, yaitu dapat memecah protein.
Pertumbuhan tanaman papaya termasuk cepat karena antara 10-12 bulan setelah
ditanam buahnya telah dapat dipanen(Rochani,
2007)
18. Jarak (Jatropha curcas)
Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet
dan ubikayu.Pohonnya berupa perdu dengan tinggi tanaman 1–7 m, bercabang tidak
teratur.Batangnya berkayu, silindris bila terluka mengeluarkan getah.Daunya
berupa daun tunggal, berlekuk, bersudut 3 atau 5, tulang daun menjari dengan 5
– 7 tulang utama, warna daun hijau (permukaan bagian bawah lebih pucat
dibanding bagian atas).Panjang tangkai daun antara 4 – 15 cm. Bunga berwarna
kuning kehijauan, berupa bunga majemuk berbentuk malai, berumah satu.Bunga
jantan dan bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan, muncul
diujung batang atau ketiak daun.Buah berupa buah kotak berbentuk bulat telur,
diameter 2 – 4 cm, berwarna hijau ketika masih muda dan kuning jika masak.Buah
jarak terbagi 3 ruang yang masing – masing ruang diisi 3 biji.Biji berbentuk
bulat lonjong, warna coklat kehitaman.Biji inilah yang banyak mengandung minyak
dengan rendemen sekitar 30 – 40%(Hardiyanthi,2015)
19.Kayu
manis (Cinnamomum burmannii )
Kayu
manis merupakan pohon hingga tinggi dapat mencapai 15 m, kadang berbanir kadang
tidak mempunyai banir, pepagannya licin tidak bergaris dan berwarna coklat
keabu-abuan hingga coklat kemerahan, dengan bau aromatik yang sangat kuat,
getahnya keputihan atau kuning muda. Daunnya agak berhadapan, berseling atau
spiral, dengan titik-titik kelenjar dan berbau harum ketika diremas, berbentuk
lonjong- menjorong hingga melanset, merah muda kemudian hijau muda ketika
muda.Perbungaan di ujung atau di ketiak daun, bunga biseksual jarang yang
berbunga tunggal. Buahnya berbiji 1, bulat telur,bijinya juga membulat
telur(Rochani,2007)
D.HASIL PENGAMATAN
1. Tabel hasil Pengamatan
E.
PEMBAHASAN
Farmakognosi merupakan
salah satu ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang
dapat digunakan sebagai obat alami yang telah melewati berbagai macam uji
seperti uji farmakodinamik, uji toksikologi dan uji biofarmasetika.Farmakognosi
adalah sebagai bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga ruang
lingkupnya menjadi luas seperti yang diuraikan dalam definisi Fluckiger.
Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya meliputi
segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang seharusnya juga
mencakup indentifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang terkandung dalam
simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. Sebagai
contoh Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total, yang sebelumnya hanya
dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.
Sampel yang
diamati pada percobaan ini adalah daun mengkudu, rimpang
jahe, kayu manis, daun jambu mete, daun jambu biji, daun kembang sepatu, daun kangkung,
daun asam, daun kelor, brotowali,, hopea, daun alpukat, daun pepaya, daun jarak, temulawak, daun ubi, daun belimbing,
ketumbar, dan kencur.
Tetapi untuk kelompok 5 sampel yang akan diuji adalah ketumbar, asam, dan
belimbing.
Senyawa
metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan
bioaktifitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan tersebut dari gangguan
hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya. Secara umum
kandungan metabolit sekunder dalam bahan alam hayati dikelompokkan berdasarkan
sifat dan reaksi khas suatu metabolit sekunder dengan pereaksi tertentu.
Senyawa kimia
yang terkandung dalam tumbuhan merupakan hasil metabolisme dari tumbuhan itu
sendiri. Dari hasil
penelitian banyak ahli tak jarang senyawa kimia ini memiliki efek fisiologi dan
farmakologi yang bermanfaat bagi manusia.Senyawa kimia tersebut lebih dikenal
dengan senyawa metabolit sekunder yang merupakan hasil dari penyimpangan
metabolit primer tumuhan.Senyawa tersebut adalah golongan alkaloid, steroid,
terpenoid, fenol, flavonoid, dan saponin.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diketahui
bahwa pada uji saponin senyawa yang mengandung metabolit sekunder ditandai
dengan terbentuknya busa yang dimana sampel ditambahkan air suling yang
dipanaskan kemudian dikocok. Pada sampel diketahui yang mengandung saponin
adalah ketumbar, asam dan belimbing. Pada uji flavonoid senyawa yang mengandung
metabolit sekunder ditandai dengan perubahan warna menjadi hijau dimana ekstrak
direaksikan yang telah ditambahkan metanol, kemudian dipanaskan selama 5 menit
, ditambahkan H2SO4 dan magnesium diketahui daun asam alami
mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid.
Pada uji terpenoid senyawa yang mengandung metabolit
sekunder ditandai dengan perubahan warna menjadi merah kecoklatan dimana
ekstrak direaksikan dengan pereaksi Lieberman-Buchard dan asam diketahui asam,
ketumbar, dan belimbing tidak mengandung terpenoid. Pada uji alkaloid senyawa
yang mengandung metabolit sekunder ditandai dengan perubahan warna menjadi
jingga dimana ekstrak direaksikan yang telah ditambahkan H2SO4 dan etanol
direaksikan dengan dragondorff dan diketahui ketumbar, asam dan belimbing mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid. Dan
pada uji tanin senyawa yang mengandung metabolit sekunder ditandai dengan
perubahan warna menjadi biru dimana ekstrak direaksikan yang telah ditambahkan
etanol direaksikan dengan FeCl 1% dan diketahui asam, belimbing dan ketumbar mengandung senyawa metabolit sekunder tanin.
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel yang mengandung senyawa
saponin adalah asam, belimbing dan ketumbar. Sampel yang mengandung senyawa
flavonoid adalah asam. Sampel yang mengandung senyawa terpenoid pada sampel
asam, ketumbar, dan belimbing tidak ada. Sampel yang mengandung senyawa
alkaloid adalah ketumbar, asam dan belimbing. Sampel yang mengandung senyawa
tanin adalah belimbing, ketumbar dan asam.
2. Saran
Saran yang
dapat diberikan yaitu plat yang digunakan secara bersamaan semua bahan agar
lebih mengefisienkan waktu dan tenaga.

Comments
Post a Comment