Makalah Anatomi Fisiologi Tumbuhan "Respirasi dan Transpirasi Tumbuhan"
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap makhluk
hidup melakukan aktivitas bernafas atau yang disebut dengan respirasi. Tidak
terkecuali dengan tumbuhan juga melakukan respirasi. Tumbuhan tingkat tinggi
pada umumnya tergolong pada orgaime autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat
mensintesis sendiri senyawa organik yang diutuhkannya. Senyawa organik yang
baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses
fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan
zat-zat organik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat
organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa
dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil.
Respirasi adalah
proses utama dan penting yang terjadi pada hampir semua makhluk hidup, seperti
halnya buah. Proses respirasi pada buah sangat bermanfaat untuk melangsungkan
proses kehidupannya. Proses respirasi ini tidak hanya terjadi pada waktu buah
masih berada di pohon, akan tetapi setelah dipanen buah-buahan juga masih
melangsungkan proses respirasi. Pada tumbuhan, respirasi dapat berlangsung
melalui permukaan akar, batang dan daun. Respirasi yang berlangsung melalui
permukaan akar dan batag sering ddisebut respirasi ientisel. Sedangkan
respirasi yang berlangsung melalui permukaan daun disebut resirasi stomata.
Transpirasi
adalah proses hilagnnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman
yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kulkulus, dan
ientisel. Tranpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2,
terjadi pada siang hari saat panas, melalui stomata (mulut daun) dan ientisel
(celah batag). Transprasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan
dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang
kutikula dan ientisel oleh proses fisiologis tanaman. Transpirasi adalah
terlepasnnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara
bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat
pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk
mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau
transpirometer.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana
proses respirasi pada tumbuhan?
2. Bagaimana
proses transpirasi pada tumbuhan?
C.
Tujuan
Adapun tujuan
dalam makalah ini, yaitu:
1. Untuk
mengetahui proses respirasi pada tumbuhan?
2. Untuk
mengetahui proses transpirasi pada tumbuhan?
D.
Manfaat
Adapun manfaat
dalam makalah ini, yaitu:
1. Agar
mengetahui proses respirasi pada tumbuhan?
2. Agar
mengetahui proses transpirasi pada tumbuhan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Respirasi

Respirasi
berasal dari kata latinn yaitu respirare
yang berarti bernapas. Respirasi merupakan proses pertukaran yang terjadi
antara organisme dengan lingkungan. Tumbuhan perlu melakukan respirasi untuk
mengambil oksigen dari udara da membuang karbondioksida.
Respirasi terjadi
pada seluruh sel yang
hidup, khususnya di Mitokondria. Proses
ini bertujuan untuk
membangkitkan energi kimia (ATP). ATP
dibentuk dari penggabungan ADP +
Pi (fosfat anorganik) dengan bantuan pompa H+-ATP-ase, dalam rantai transfer
elektron yang terdapat pada membran mitokondria.
Peristiwa
aliran
elektron dan atau proton (H+) dalam rantai tranfer
elektron
pada
dasarnya
adalah peristiwa Reduksi – Oksidasi (Redoks).
Reaksi respirasi merupakan reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekul
gula menjadi molekul anorganik berupa CO2 dan H2O
(Salisbury, 1995). Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa
organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya
adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang
diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O.
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat
sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi
akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Secara umum,
respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + O2 → 6CO2 + H2O + energi
Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang
terjadi dalam proses respirasi. Reaksi tersebut terlihat sangat sederhana,
terlihat seakan respirasi merupakan reaksi tunggal, sehingga mungkin dapat agak
menyesatkan karena respirasi yang sebenarnya bukanlah reaksi tunggal. Respirasi
merupakan rangkaian dari banyak reaksi komponen, yang masing-masingnya
dikatalisis oleh enzim yang berbeda.
Substrat Respirasi
Substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam
respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara
relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air.
Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk
dalam reaksi-reaksi respirasi.
Substrat
respirasi terdiri dari:
a.
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang
terdapat
dalam sel tumbuhan tinggi.
b.
Beberapa jenis gula seperti Glukosa, fruktosa dan sukrosa
c.
Pati
d.
Lipid
e.
Asam-asam Organik
f.
Protein (digunakan dalam keadaan dan spesies tertentu)
Bagian
tumbuhan yang aktif melakukan respirasi
Bagian tumbuhan yang aktif melakukan respiras, yaitu bagian yang sedang
tumbuh seperti:
a.
Kuncup bunga
b.
Tunas
c.
Biji yang berkecambah
d.
Ujung batang
e.
Ujung akar
Penggolongan Respirasi
Respirasi dapat digolongkan menjadi duajenis
berdasarkan ketersediaan O2 di udara, yaitu respirasi aerob dan
anaerob.
a.
Respirasi Aerob
Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang
membutuhkan O2 dari udara. Prosesnya meliputi:
1)
Absorbsi oksigen,
2)
Memecah senyawa organik, misal glukosa (KH) menjadi
senyawa yang lebih sederhana (CO2 & H2O),
3)
Membebaskan energy. Sebagian energi dipakai
untuk proses kehidupan,sebagian hilang sebagai panas.
4)
Membebaskan CO2 dan H2O.
b.
Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan proses repirasi yang
berlangsung tanpa membutuhkan O2. Respirasi anaerob sering disebut juga dengan
nama fermentasi. Respirasi anaerob biasanya terdapat pada tanaman tinggi hanya
terjadi jika persediaan O2 bebas di bawah minimum., pada biji-bijian yang
tampak kering (jagung, padi, biji bunga matahari), buah-buahan yang berdaging
seperti buah apel & peer dapat bertahan berbulan-bulan di dalam
penyimpanan, dimana hanya terdapat H & N saja, buah terus menghasilkan CO2.
Hasil respirasi anaerob pd tanaman tingkat tinggi adalah asam sitrat, asam
malat, asam oksalat, asam lartarat, asam susu.
Kurangnya O2
atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji- bijian, akar &
batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 % & kadar
O2 turun sampai 0 % maka respirasi terhenti.
Manfaat Respirasi Bagi Tumbuhan
Respirasi banyak memberikan manfaat
bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi
proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka
dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”.
Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh.
Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk
asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan
sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan
senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Telah diketahui bahwa hasil akhir
dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi bila substrat secara
sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas terbentuk, substrat
awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa
substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O, sedangkan
sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama di dalam sel yang sedang
tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi sempurna beberapa
senyawa dalam proses respirasi dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Faktor- faktor yang mempengaruhi
laju respirasi
Faktor-faktor
yang mempengaruhi respirasi adalah suhu, kelembaban, ketersediaan jumlah dan
jenis subsrat, ketersediaan O2. Laju respirasi dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain:
1)
Ketersediaan substrat
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang
penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang
rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian
sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan
meningkat.
2)
Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi,
namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan
berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan
oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah
oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari
oksigen yang tersedia di udara.
3)
Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan
sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan
meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung
pada masing-masing spesies.
4)
Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan
metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda
pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih
tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang
sedang dalam masa pertumbuhan.
Proses Respirasi
Proses respirasi diawali dengan
adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport gas-gas dalam tumbuhan
secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan dalam
respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang
antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan
CO2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang
antar sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat
permeabel bagi kedua gas tersebut. Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian
digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor
elektron.
Reaksi pembongkaran glukosa sampai
menjadi H2O + CO2 +Energi, melalui tahapan glikolisis.
Glikolisis, yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat
(beratom C3), peristiwa ini berlangsung di sitosol. Asam piruvat yang
dihasilkan selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif.
Selain itu glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2
molekul NADH yang akan digunakan dalam tahap transport elektron.Dalamkeadaan
anaerob, Asam piruvat hasil glikoisis akan diubah menjadi karbondioksida dan
etil alkohol. Proses pengubahan ini dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma.
Dalam respirasi anaerob jumlah ATP yang dihasilkan hanya dua molekul untuk
setiap satu molekul glukosa, hasil ini berbeda jauh dengan ATP yang dihasilkan
dari hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP. Enzim-enzim yang berperan
dalam GLikolisis yaitu Heksokinase, Fosfoheksokinase, Fosfofruktokinase,
Aldolase, triosa fosfat isomerase, triosa fosfat dehidrogenase,
fosfogliseril kinase, fosfoglisero mutase, Enolase, dan piruvat kinase.

Gambar. Skematis tahapan glikolisis
Manfaat glikolisis:
1)
Mereduksi 2 molekul NAD+ menjadi NADH untuk setiap
molekul
heksosa yang
dirombak.
2)
Setiap molekul heksosa yang dirombak akan dihasilkan 2
molekul ATP, jika substratnya berupa glukosa- P-, glukosa 6-P, atau fruktosa-6-P
maka akan dihasilkan 3 molekul ATP.
3)
Melalui glikolisis akan dihasilkan senyawa- senyawa
antara yang dapat menjadi bahan baku untuk sintesis berbagai senyawa yang
terdapat dalam tumbuhan.
4)
Dekarboksilasi oksidatif, yaitu pengubahan asam
piruvat (beratom C3) menjadi Asetil KoA (beratom C2) dengan melepaskan CO2,
peristiwa ini berlangsung di sitosol. Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses
dalam siklus asam sitrat. Hasil lainnya yaitu NADH yang akan digunakan dalam
transpor elektron.
5)
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat
merupakan pembongkaran asam piruvat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta
energi kimia. Siklus asam sitrat (daur krebs) terjadi di dalam matriks dan
membran dalam mitokondria, yaitu tahapan pengolahan asetil KoA dengan senyawa
asam sitrat sebagai senyawa yang pertama kali terbentuk. Beberapa senyawa
dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya adalah satu molekul ATP sebagai
energi, satu molekul FADH dan tiga molekul NADH yang akan digunakan dalam
transfer elektron, serta dua molekul CO2.
Fungsi Utama Siklus Krebs
Fungsi utama
dari siklus krebs, yaitu
1)
Mereduksi NAD+ dan FAD menjadi NADH dan FADH2 yang
kemudian dioksidasi untuk menghasilkan ATP.
2)
Sintesis ATP secara langsung, yakni 1 molekul ATP
untuk setiap molekul piruvat yang dioksidasi
3)
Pembentukan kerangka karbon yang dapat digunakan untuk
sintesis asam- asam amino tertentu, yang kemudian dapat dikonversi untuk
membentuk senyawa yang lebih besar.
4)
Transfer elektron, yaitu serangkaian reaksi yang
melibatkan sistem karier elektron (pembawa elektron). Proses ini terjadi di
dalam membran dalam mitokondria. Dalam reaksi ini elektron ditransfer dalam
serangkaian reaksi redoks dan dibantu oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin,
dan flavoprotein. Reaksi transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O.
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang
dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam
mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi
melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil
sampingan respirasi selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya
dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada
peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
B. Transpirasi
Transpirasi ini
adalah proses penguapan air dari sel-sel yang hidup di sel tumbuhan. Sel
tumbuhan tersebut berhubungan langsung dengan atmosfer melalui stomata dan
lentisel sehingga, proses transpirasi terjadi melalui kutikula pada daun tumbuh-tumbuhan.

Gambar. Transpirasi
Tumbuhan
Ratio antara hilangnya air oleh
transpirasi dengan produksi bahan kering selama pertumbuhan merupakan ukuran
efisiensi penggunaan air oleh tumbuhan. Semakin besar rationya,
semakin kurang efisien jenis tumbuhan tersebut dalam penggunaan airnya. Ratio
transpirasi dari sebagian besar tanaman budidaya berkisar antara 100 sampai 500
atau lebih, yang berarti memerlukan 100-500 gram air untuk menghasilkan 1 gram
bahan kering tumbuhan. Dengan demikian jenis tumbuhan tinggi yang hidup di
darat sangat tidak efisien dalam penggunaan airnya. Walaupun demikian ada
beberapa tumbuhan yang lebih efisian daripada yang lainnya.
Tumbuhan C4 per
unit air yang digunakan dapat menghasilkan bahan kering 3-4 kali lebih banyak dari
tumbuhan C3. Kehilangan air oleh transpirasi dapat berlangsung dari setiap
bagian tumbuhan yang berhubungan dengan atmosfir. Namun demikian sebagian besar
berlangsung melalui daun lewat stomata. Karena sifat kutikula yang impermeabel
terhap air, transpirasi yang berlangsung melalui kutikula relatif sangat kecil.
Seperti telah diuraikan dalam bab terdahulu, untuk menguapkan 1 gram air
diperlukan energi panas sebanyak 500 kal. Dengan demikian transpirasi
menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun.
Kebutuhan panas
untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari. Sinar matahari disalurkan
melalui tiga cara : (1) sebagai cahaya langsung, difusi atau pantulan, (2)
sebagai radiasi panas (dari atmosfir, tanah, atau benda-benda sekelilingnya)
dan (3) oleh aliran konveksi (aliran udara panas melalui daun). Dari jumlah
panas yang diabsorpsi daun, hanya sebagian kecil saja yang diterimanya sebagai
panas penghantaran (koduksi) dari bagian-bagian tubuh tumbuhan lainnya. Laju
transpirasi daun biasanya menunjukkan siklus harian. Pada hari yang cerah,
terjadi peningkatan tranpirasi yang cepat di pagi hari, dan mencapai puncaknya
pada lewat tengah hari. Kemudian diikuti penurunan pada sore dan malam harinya.
Panas sensibel (konveksi) atau mungkin juga panas laten (dari tranpirasi) yang
keluar pada siang hari mengalami pendinginan oleh radiasi yang kembali ke
udara. Keadaan ini sering menghasilkan pembentukan embun. Suhu daun pada malam
hari biasanya beberapa derajat di bawah suhu udara karena kehilangan panas oleh
radiasi kembali ke langit dan penerimaan panas yang relatif sedikit dari udara
di sekelilingnya. Di pagi hari setelah matahari terbit, daun yang kena sinar
matahari akan cepat menjadi panans dan suhunya meningkat seiring dengan suhu
udara.Pada waktu yang sama, stomata yang menutup di malam hari akan terbuka.
Dengan demikian daun akan bertranspirasi dan kehilangan panas. Hal tersebut
biasanya akan menyebabkan daun yang terkena sinar matahari hanya mempunyai suhu
sedikit lebih tinggi dari udara.
Walaupun
kehilangan air oleh transpirasi biasanya sangat besar sehingga dapat merusak,
namun transpirasi mempunyai pengaruh baik tertentu bagi pertumbuhan tumbuhan.
Selain dapat mempertahankan suhu di bawah tingkat yang mematikan, transpirasi
dapat meningkatkan absorpsi air oleh akar sehingga juga berpengaruh terhadap
peningkatan laju absorpsi hara mineral.
Proses
transpirasi itu dimulai dari absorb air tanah oleh akar tanaman yang di
transport melalui batang menuju ke daun yang dilepaskan menjadi uap air ke
atmosfir. Setiap jenis tanaman berbeda laju transpirasinya.
Transpirasi bermanfaat bagi tanaman
karena nutrisi pentingnya yang dibawa dalam larutan dari air tanah adalah untuk
tanaman. Juga, membantu tanaman menyerap mineral dan membantu mendinginkan
daun. Transpirasi secara efektif menarik air ke dalam tanaman melalui
akar-akarnya xilem dan batang dan keluar daun.
Laju transpirasi pada setiap tanaman
itu berbeda-beda. Ada yang prosenya cepat, adapula yang lambat. Laju
tanaman yang tidak begitu cepat adalah bentuk dari respon suatu tanaman untuk
mengatasi kekurangan air yaitu dengan cara mengurangi laju transpirasi agar
menghemat air. Cara lain tumbuhan untuk menghemat air, yaitu dengan menutup
stomata. Jadi jumlah stomata sangat mempengaruhi proses transpirasi tanaman. Stomata
yang jumlahnya banyak akan mempercepat laju proses transpirasi. Begitu juga
sama pengaruhnya dengan luas daun. Karena daun yang luas memiliki banyak
stomata yang bisa mempercepat laju transpirasi.
Faktor yang mempengaruhi laju transpirasi yaitu ada
faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar yang mempengaruhi, yaitu seperti
sinar matahari, sinar matahari ini dapat membuka stomata sehingga mempercepat
laju transpirasi. Yang berikutnya adalah temperatur, Kenaikan tempratur itu
sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi
berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka
tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat
dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam
daun ke udara bebas. Faktor yang berikutnya adalah kelembapan udara.
Faktor dalamnya,
yaitu besar kecilnya daun karena daun yang besar akan terdapat banyak stomata
dan membuat laju transpirasi semakin meningkat, tebal tipisnya daun, berlapis
lilin atau tidaknya daun, daun yang terdapat lilin dipermukaanya akan
mengurangi proses penguapan air.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diarik dari makalah ini, yaitu:
1.
Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari
lingkungan. Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan
berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke
dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding
sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang
dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar
sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat
permeabel bagi kedua gas tersebut. Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian
digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor
elektron.
2. Proses
transpirasi itu dimulai dari absorb air tanah oleh akar tanaman yang di transport
melalui batang menuju ke daun yang dilepaskan menjadi uap air ke atmosfir.
Setiap jenis tanaman berbeda laju transpirasinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Jamil, Ali.
2016. Mekanisme Respon Tanaman Padi
terhadap Cekaman Kekeringan
dan Varietas Toleran. Iptek Tanaman Pangan ,Vol. 11(1).
Papuangan, N , Nurhasanah, M. Djurumudi . 2014. Jumlah
dan Distribusi Stomata pada Tanaman Penghijauan di Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi, Vol. 3 (1) : 289-290.
Prijono,
Sugeng. Laksamana, Moh. Teguh Satya. 2016. Studi Laju Transpirasi Peltophorum
dassyrachis dan Gliricidia sepium Pada Sistem Budidaya Tanaman Pagar
Serta Pengaruhnya Terhadap Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. J-PAL, Vol. 7(1).
Suyitno, 2006, Respirasi pada
Tumbuhan, Staf Pengajar Di Jurdik.
Biologi, FMPA-UNY
Wanggai,
Frans. 2009. Manajemen Hutan. Jakarta
: Grasindo
Ward, D Andy
, dkk. 2003. Environmental Hydrology.
Florida : Lewish publisher CRC Press
Comments
Post a Comment