Makalah Anatomi Fisiologi Tumbuhan "Respirasi dan Transpirasi Tumbuhan"


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Setiap makhluk hidup melakukan aktivitas bernafas atau yang disebut dengan respirasi. Tidak terkecuali dengan tumbuhan juga melakukan respirasi. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya tergolong pada orgaime autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang diutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zat-zat organik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil.
Respirasi adalah proses utama dan penting yang terjadi pada hampir semua makhluk hidup, seperti halnya buah. Proses respirasi pada buah sangat bermanfaat untuk melangsungkan proses kehidupannya. Proses respirasi ini tidak hanya terjadi pada waktu buah masih berada di pohon, akan tetapi setelah dipanen buah-buahan juga masih melangsungkan proses respirasi. Pada tumbuhan, respirasi dapat berlangsung melalui permukaan akar, batang dan daun. Respirasi yang berlangsung melalui permukaan akar dan batag sering ddisebut respirasi ientisel. Sedangkan respirasi yang berlangsung melalui permukaan daun disebut resirasi stomata.
Transpirasi adalah proses hilagnnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kulkulus, dan ientisel. Tranpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi pada siang hari saat panas, melalui stomata (mulut daun) dan ientisel (celah batag). Transprasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata, lubang kutikula dan ientisel oleh proses fisiologis tanaman. Transpirasi adalah terlepasnnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi). Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui daun disebut fotometer atau transpirometer.
B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1.      Bagaimana proses respirasi pada tumbuhan?
2.      Bagaimana proses transpirasi pada tumbuhan?
C.      Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini, yaitu:
1.      Untuk mengetahui proses respirasi pada tumbuhan?
2.      Untuk mengetahui proses transpirasi pada tumbuhan?
D.      Manfaat
Adapun manfaat dalam makalah ini, yaitu:
1.      Agar mengetahui proses respirasi pada tumbuhan?
2.      Agar mengetahui proses transpirasi pada tumbuhan?

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Respirasi

Respirasi berasal dari kata latinn yaitu  respirare yang berarti bernapas. Respirasi merupakan proses pertukaran yang terjadi antara organisme dengan lingkungan. Tumbuhan perlu melakukan respirasi untuk mengambil oksigen dari udara da membuang karbondioksida.
Respirasi terjadi pada seluruh sel yang hidup, khususnya di Mitokondria.  Proses ini   bertujuan   untuk   membangkitkan   energi   kimia   (ATP).   ATP   dibentuk   dari penggabungan ADP + Pi (fosfat anorganik) dengan bantuan pompa H+-ATP-ase, dalam rantai  transfer  elektron  yang  terdapat  pada  membran  mitokondria.  Peristiwa  aliran elektron  dan  atau  proton  (H+)  dalam  rantai  tranfer  elektron  pada  dasarnya  adalah peristiwa Reduksi Oksidasi (Redoks).
Reaksi respirasi merupakan reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekul gula menjadi molekul anorganik berupa CO2 dan H2O (Salisbury, 1995). Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O.
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + O2   → 6CO2 + H2O + energi
Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses respirasi. Reaksi tersebut terlihat sangat sederhana, terlihat seakan respirasi merupakan reaksi tunggal, sehingga mungkin dapat agak menyesatkan karena respirasi yang sebenarnya bukanlah reaksi tunggal. Respirasi merupakan rangkaian dari banyak reaksi komponen, yang masing-masingnya dikatalisis oleh enzim yang berbeda.
Substrat Respirasi
Substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.
Substrat respirasi terdiri dari:
a.     Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat
dalam sel tumbuhan tinggi.
b.     Beberapa jenis gula seperti Glukosa, fruktosa dan sukrosa
c.      Pati
d.     Lipid
e.      Asam-asam Organik
f.      Protein (digunakan dalam keadaan dan spesies tertentu)
Bagian tumbuhan yang aktif melakukan respirasi 
Bagian tumbuhan yang aktif melakukan respiras, yaitu bagian yang sedang tumbuh seperti:
a.     Kuncup bunga
b.     Tunas
c.      Biji yang berkecambah
d.     Ujung batang
e.      Ujung akar
Penggolongan Respirasi
Respirasi dapat digolongkan menjadi duajenis berdasarkan ketersediaan O2 di udara, yaitu respirasi aerob dan anaerob.

a.    Respirasi Aerob
Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan O2 dari udara. Prosesnya meliputi:
1)    Absorbsi oksigen,
2)    Memecah senyawa organik, misal glukosa (KH) menjadi senyawa yang lebih sederhana (CO2 & H2O),
3)    Membebaskan energy.  Sebagian energi dipakai untuk proses kehidupan,sebagian hilang sebagai panas.
4)    Membebaskan CO2 dan H2O.
b.    Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan proses repirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Respirasi anaerob sering disebut juga dengan nama fermentasi. Respirasi anaerob biasanya terdapat pada tanaman tinggi hanya terjadi jika persediaan O2 bebas di bawah minimum., pada biji-bijian yang tampak kering (jagung, padi, biji bunga matahari), buah-buahan yang berdaging seperti buah apel & peer dapat bertahan berbulan-bulan di dalam penyimpanan, dimana hanya terdapat H & N saja, buah terus menghasilkan CO2. Hasil respirasi anaerob pd tanaman tingkat tinggi adalah asam sitrat, asam malat, asam oksalat, asam lartarat, asam susu.
Kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji- bijian, akar & batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 % & kadar O2 turun sampai 0 % maka respirasi terhenti.
Manfaat Respirasi Bagi Tumbuhan
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O, sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah suhu, kelembaban, ketersediaan jumlah dan jenis subsrat, ketersediaan O2. Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1)   Ketersediaan substrat
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
2)   Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
3)   Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
4)   Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Proses Respirasi
Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas tersebut. Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor elektron.
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H2O + CO2 +Energi, melalui tahapan glikolisis. Glikolisis, yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat (beratom C3), peristiwa ini berlangsung di sitosol. Asam piruvat yang dihasilkan selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi oksidatif. Selain itu glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai energi, dan 2 molekul NADH yang akan digunakan dalam tahap transport elektron.Dalamkeadaan anaerob, Asam piruvat hasil glikoisis akan diubah menjadi karbondioksida dan etil alkohol. Proses pengubahan ini dikatalisis oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam respirasi anaerob jumlah ATP yang dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap satu molekul glukosa, hasil ini berbeda jauh dengan ATP yang dihasilkan dari hasil keseluruhan respirasi aerob yaitu 36 ATP. Enzim-enzim yang berperan dalam GLikolisis yaitu Heksokinase, Fosfoheksokinase, Fosfofruktokinase, Aldolase, triosa fosfat isomerase, triosa fosfat dehidrogenase,  fosfogliseril kinase, fosfoglisero mutase, Enolase, dan piruvat kinase.
Gambar. Skematis tahapan glikolisis
Manfaat glikolisis:
1)        Mereduksi 2 molekul NAD+ menjadi NADH untuk setiap molekul
heksosa yang dirombak.
2)        Setiap molekul heksosa yang dirombak akan dihasilkan 2 molekul ATP, jika substratnya berupa glukosa- P-, glukosa 6-P, atau fruktosa-6-P maka akan dihasilkan 3 molekul ATP.
3)        Melalui glikolisis akan dihasilkan senyawa- senyawa antara yang dapat menjadi bahan baku untuk sintesis berbagai senyawa yang terdapat dalam tumbuhan.
4)        Dekarboksilasi oksidatif, yaitu pengubahan asam piruvat (beratom C3) menjadi Asetil KoA (beratom C2) dengan melepaskan CO2, peristiwa ini berlangsung di sitosol. Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses dalam siklus asam sitrat. Hasil lainnya yaitu NADH yang akan digunakan dalam transpor elektron.
5)        Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piruvat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Siklus asam sitrat (daur krebs) terjadi di dalam matriks dan membran dalam mitokondria, yaitu tahapan pengolahan asetil KoA dengan senyawa asam sitrat sebagai senyawa yang pertama kali terbentuk. Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya adalah satu molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga molekul NADH yang akan digunakan dalam transfer elektron, serta dua molekul CO2.


Fungsi Utama Siklus Krebs
     Fungsi utama dari siklus krebs, yaitu
1)        Mereduksi NAD+ dan FAD menjadi NADH dan FADH2 yang kemudian dioksidasi untuk menghasilkan ATP.
2)        Sintesis ATP secara langsung, yakni 1 molekul ATP untuk setiap molekul piruvat yang dioksidasi
3)        Pembentukan kerangka karbon yang dapat digunakan untuk sintesis asam- asam amino tertentu, yang kemudian dapat dikonversi untuk membentuk senyawa yang lebih besar.
4)        Transfer elektron, yaitu serangkaian reaksi yang melibatkan sistem karier elektron (pembawa elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria. Dalam reaksi ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi redoks dan dibantu oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin, dan flavoprotein. Reaksi transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan H2O.
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
B.       Transpirasi
Transpirasi ini adalah proses penguapan air dari sel-sel yang hidup di sel tumbuhan. Sel tumbuhan tersebut berhubungan langsung dengan atmosfer melalui stomata dan lentisel sehingga, proses transpirasi terjadi melalui kutikula pada daun tumbuh-tumbuhan.
Gambar. Transpirasi Tumbuhan
Ratio antara hilangnya air oleh transpirasi dengan produksi bahan kering selama pertumbuhan merupakan ukuran efisiensi penggunaan air oleh tumbuhan. Semakin besar rationya, semakin kurang efisien jenis tumbuhan tersebut dalam penggunaan airnya. Ratio transpirasi dari sebagian besar tanaman budidaya berkisar antara 100 sampai 500 atau lebih, yang berarti memerlukan 100-500 gram air untuk menghasilkan 1 gram bahan kering tumbuhan. Dengan demikian jenis tumbuhan tinggi yang hidup di darat sangat tidak efisien dalam penggunaan airnya. Walaupun demikian ada beberapa tumbuhan yang lebih efisian daripada yang lainnya.
Tumbuhan C4 per unit air yang digunakan dapat menghasilkan bahan kering 3-4 kali lebih banyak dari tumbuhan C3. Kehilangan air oleh transpirasi dapat berlangsung dari setiap bagian tumbuhan yang berhubungan dengan atmosfir. Namun demikian sebagian besar berlangsung melalui daun lewat stomata. Karena sifat kutikula yang impermeabel terhap air, transpirasi yang berlangsung melalui kutikula relatif sangat kecil. Seperti telah diuraikan dalam bab terdahulu, untuk menguapkan 1 gram air diperlukan energi panas sebanyak 500 kal. Dengan demikian transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun.
Kebutuhan panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari. Sinar matahari disalurkan melalui tiga cara : (1) sebagai cahaya langsung, difusi atau pantulan, (2) sebagai radiasi panas (dari atmosfir, tanah, atau benda-benda sekelilingnya) dan (3) oleh aliran konveksi (aliran udara panas melalui daun). Dari jumlah panas yang diabsorpsi daun, hanya sebagian kecil saja yang diterimanya sebagai panas penghantaran (koduksi) dari bagian-bagian tubuh tumbuhan lainnya. Laju transpirasi daun biasanya menunjukkan siklus harian. Pada hari yang cerah, terjadi peningkatan tranpirasi yang cepat di pagi hari, dan mencapai puncaknya pada lewat tengah hari. Kemudian diikuti penurunan pada sore dan malam harinya. Panas sensibel (konveksi) atau mungkin juga panas laten (dari tranpirasi) yang keluar pada siang hari mengalami pendinginan oleh radiasi yang kembali ke udara. Keadaan ini sering menghasilkan pembentukan embun. Suhu daun pada malam hari biasanya beberapa derajat di bawah suhu udara karena kehilangan panas oleh radiasi kembali ke langit dan penerimaan panas yang relatif sedikit dari udara di sekelilingnya. Di pagi hari setelah matahari terbit, daun yang kena sinar matahari akan cepat menjadi panans dan suhunya meningkat seiring dengan suhu udara.Pada waktu yang sama, stomata yang menutup di malam hari akan terbuka. Dengan demikian daun akan bertranspirasi dan kehilangan panas. Hal tersebut biasanya akan menyebabkan daun yang terkena sinar matahari hanya mempunyai suhu sedikit lebih tinggi dari udara.
Walaupun kehilangan air oleh transpirasi biasanya sangat besar sehingga dapat merusak, namun transpirasi mempunyai pengaruh baik tertentu bagi pertumbuhan tumbuhan. Selain dapat mempertahankan suhu di bawah tingkat yang mematikan, transpirasi dapat meningkatkan absorpsi air oleh akar sehingga juga berpengaruh terhadap peningkatan laju absorpsi hara mineral. 
Proses transpirasi itu dimulai dari absorb air tanah oleh akar tanaman yang di transport melalui batang menuju ke daun yang dilepaskan menjadi uap air ke atmosfir. Setiap jenis tanaman berbeda laju transpirasinya.
Transpirasi bermanfaat bagi tanaman karena nutrisi pentingnya yang dibawa dalam larutan dari air tanah adalah untuk tanaman. Juga, membantu tanaman menyerap mineral dan membantu mendinginkan daun. Transpirasi secara efektif menarik air ke dalam tanaman melalui akar-akarnya xilem dan batang dan keluar daun.
Laju transpirasi pada setiap tanaman itu berbeda-beda. Ada yang prosenya cepat, adapula yang lambat. Laju tanaman yang tidak begitu cepat adalah bentuk dari respon suatu tanaman untuk mengatasi kekurangan air yaitu dengan cara mengurangi laju transpirasi agar menghemat air. Cara lain tumbuhan untuk menghemat air, yaitu dengan menutup stomata. Jadi jumlah stomata sangat mempengaruhi proses transpirasi tanaman. Stomata yang jumlahnya banyak akan mempercepat laju proses transpirasi. Begitu juga sama pengaruhnya dengan luas daun. Karena daun yang luas memiliki banyak stomata yang bisa mempercepat laju transpirasi.
Faktor  yang mempengaruhi laju transpirasi yaitu ada faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar yang mempengaruhi, yaitu seperti sinar matahari, sinar matahari ini dapat membuka stomata sehingga mempercepat laju transpirasi. Yang berikutnya adalah temperatur, Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas. Faktor yang berikutnya adalah kelembapan udara.
Faktor dalamnya, yaitu besar kecilnya daun karena daun yang besar akan terdapat banyak stomata dan membuat laju transpirasi semakin meningkat, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya daun, daun yang terdapat lilin dipermukaanya akan mengurangi proses penguapan air.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diarik dari makalah ini, yaitu:
1.         Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O2 dari lingkungan. Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membran sel. Demikian juga halnya dengan CO2 yang dihasilkan respirasi akan berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini karena membran plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas tersebut. Setelah mengambil O2 dari udara, O2 kemudian digunakan dalam proses respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor elektron.
2.      Proses transpirasi itu dimulai dari absorb air tanah oleh akar tanaman yang di transport melalui batang menuju ke daun yang dilepaskan menjadi uap air ke atmosfir. Setiap jenis tanaman berbeda laju transpirasinya.




DAFTAR PUSTAKA

Jamil, Ali. 2016. Mekanisme Respon Tanaman Padi terhadap Cekaman Kekeringan
dan Varietas Toleran. Iptek Tanaman Pangan ,Vol. 11(1).

Papuangan, N , Nurhasanah, M. Djurumudi . 2014. Jumlah dan Distribusi Stomata pada Tanaman Penghijauan di Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi, Vol. 3 (1) : 289-290.

Prijono, Sugeng. Laksamana, Moh. Teguh Satya. 2016. Studi Laju Transpirasi Peltophorum dassyrachis dan Gliricidia sepium Pada Sistem Budidaya Tanaman Pagar Serta Pengaruhnya Terhadap Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. J-PAL, Vol. 7(1).

Suyitno, 2006, Respirasi pada Tumbuhan, Staf Pengajar Di Jurdik. Biologi, FMPA-UNY

Wanggai, Frans. 2009. Manajemen Hutan. Jakarta : Grasindo

Ward, D Andy , dkk. 2003. Environmental Hydrology. Florida : Lewish publisher CRC Press


























Comments

Popular posts from this blog

Makalah Sediaan Steril "Salep Mata"

laporan praktikum FARFIS II "Sedimentasi Partikel Suspensi"

Laporan FARFIS II "Fenomena Distribusi"