Laporan Fitokimia II "ISOLASI ETIL-p-METOKSI SINAMAT DARI KENCUR (Kaemferia galanga L.)"
PERCOBAAN
III
ISOLASI
ETIL-p-METOKSI SINAMAT DARI KENCUR (Kaemferia galanga L.)
A.
Tujuan
Percobaan
1. Menjelaskan
prinsip dasar dan teknik isolasi
2. Melakukan
pemisahan dan pemurnian hasil isolasi dari bahan tumbuhan
B.
Dasar
Teori
Kencur
(Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebagaibahan baku obat
tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan
minuman, rempah, serta bahan campuran saus rokok pada industri rokok kretek.
Secara empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri,
obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit perut. Minyak
atsiri didalam rimpang kencur mengandung etil sinnamat dan metil p-metoksi sinamat
yang banyak digunakan didalam industri kosmetika dan dimanfaatkan sebagai obat asma
dan anti jamur. Banyaknya manfaat kencur memungkinkan pengembangan
pembudidayaannya dilakukan secara intensif yang disesuaikan dengan produk akhir
yang diinginkan. [1]
Bahan aktif tabir surya, selain dapat
diperoleh dari bahan-bahan sintesis juga dapat diperoleh dari bahan alam yaitu
tumbuhan yang mempunyai kandungan seperti bahan sintesis, misalnya Kaempferia
galanga L. (tanaman kencur). Tanaman ini mengandung senyawa ester turunan p-metoksisinamat
yaitu senyawa etil p metoksisinamat (EPMS) dengan kadar 10% dan senyawa
ini telah dimanfaatkan sebagai material dasar untuk membuat senyawa tabir surya
(Tanjung, 1997), namun EPMS mudah terhidrolisis menghasilkan etanol yang dapat
bersifat karsinogenik (merangsang terjadinya kanker) maka gugus etil dalam EPMS
harus diganti dengan gugus lain yang rantai atom karbonnya lebih panjang,
misalnya gugus isoamil, sehingga lebih stabil terhadap reaksi hidrolisis serta
memiliki efektifitas tabir surya yang lebih tinggi. [2]
Kencur (Kaempferia
galangal L.) secara empiris telah diketahui memiliki efek antiinflamasi.
Kandungan utama kencur adalah etil p-metoksisinamat (EPMS) (31,77%) yang
di dalam tubuh mengalami hidrolisis menjadi senyawa aktif biologis, asam p-metoksisinamat
(APMS), senyawa ini bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase, sehingga
konversi asam arakhidonat menjadi prostaglandin terganggu (Sadono dan Hasmono,
2000). Penggunaan Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (OAINS) seringkali dapat
menyebabkan iritasi saluran cerna (Ganeswara, 1995; Katzung, 2007). Salah satu
upaya untuk menghindari efek samping tersebut, dikembangkan penggunaan obat
secara topikal. Sediaan OAINS topikal yang telah beredar a.l. natrium
diklofenak dengan dosis 1%, sementara dosis APMS untuk penggunaan topikal belum
diketahui. [3]
Etil p-metoksi
sinamat (EMPS) merupakan komponen terbesar dari minyak esensial rimpang kencur
(Kaemferia galangan L.), rimpang
telah dilaporkan memiliki aktvitas analgesik dan antiinflamasi, inhibitor untuk
siklooksigenasi oleh studi docking, inhibitor promotor tumor virus teleocidin
B-4-induced Epstein-Barr (EBV), inhibbitor dekarboksilase ormitin di epidermis
dan papiloma kulit tikus, dan uji sitotoksik untuk Artemia salina dengan menggunakan Brine Shrimp Lethality Test. [4]
Kandungan kimia tanaman kencur yaitu etil sinamat,
etil p-metoksisinamat, p-metoksistiren, karen, borneol, dan parafi n. Kandungan
minyak atsiri kencur adalah α-pinena, kampena, δ-3-carene, α-pelandrena,
limonene, p-simena 4-isopropiltoluena, 7,8-epoksitrisiklo dodekana,
5-metiltrisiklo undek-2-en-4-one, 2-asam
propenoat,3-(4-metoksifenil)-,etilester (Assaat, 2011) dapat digunakan sebagai
pelangsing. Etilester mempunyai nama trivial etil p-metoksi sinamat. Etil
sinamat dan etil p-metoksi sinamat(EPMS) dari minyak atsiri kencur banyak
digunakan didalam industri kosmetika dan dimanfaatkan dalam bidang farmasi
sebagai obat asma dan anti jamur.

EPMS termasuk dalam golongan senyawa ester yang
mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan juga
gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar sehingga dalam
ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran
yaitu etanol, etil asetat, metanol, air, dan heksana. Pelarut yang digunakan
untuk ekstraksi harus mempunyaikepolaran yang berbeda. Ekstrasi EPMS dari
kencur menggunakan suhu yang kurang dari titik lelehnya yaitu 48 – 50C. [5]
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Aadapun alat
yang digunakan pada percobaan ini adalah:
a.
Alat ukur titik leleh (melthing point apparatus)
b.
Corong Buncher
c.
Erlenmeyer 250 mL
d.
Gegep
e.
Gelas kimia
f.
Lap kasar
g.
Lap halus
h.
Pipa kapiler
i.
Satu set alat refluks
j.
Timbangan analitik
2. Bahan
Adapun bahan
yang digunakan pada percobaan ini adalah:
a.
Es batu
b.
Kertas saring
c.
N-heksaan
d.
Rimpang kencur (Kaemferia galanga L.)
D. Prosedur Kerja
|
![]() |
|||
E. Hasil Pengamatan
F. Pembahasan
Kencur
(Kaemferia galanga L.) adalah salah
satu jenis empon-empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temua (Zingiberaceae). Rimpang atau rhizoma
tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai
stimulan. Kencur banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu),
fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, rempah, serta
bahan campuran saus rokok pada industri rokok kretek. Secara empirik, kencur
digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri,
tonikum, ekspektoraan, masuk angin, sakit perut. Minyak atsiri dalam rimpang
kencur mengandung etil parametoksi sinamat dn metil p-metoksi sinamat yang
banyak digunakan dalam industri kosmetika
dan dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur.
Rimpang kencur mempunyai aroma yang
spesiik. Didalam rimpang kencur terdapat banyak zat yang dapat dimanfaatkan.
Kandungan senyawa kimia dari rimpang kencur antara lain minyak atsiri berupa
sineol sebanyak 0,02%, asam metil kanil, pentadekana, ester etil sinamat, asam
sinamat, borneol, kamfena, paraeumarina, asam anisat, alkaloid, gom minera
sebanyak 13,7% dan pati sebanyak 4,14%. Kandungan minyak atsiri dalam rimpang
kencur yaitu 2-4% yang terdiri dari etil sinamat, etil p-metoksi sinamat,
n-pentadekana, borneol kamfen, 3,7,7-trimetil bisiklo [4,1,0] hept-3-ena.
Etil p-metoksi sinamat merupakan salah satu
senawa hasil isolasi rimpang kencur (Kaemferia
galanga L.) yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu sebagai
pelindung kulit dari sengatan sinar matahari. EPMS termasuk dalam golongan
senyawa ester yang mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat
non polar dan juga gugus karbonil yang mengikat etil yang sedikit polar,
sehingga dalam ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut yang memiliki
kpolaran, yaitu etanol, etil asetat, metanol, air dan n-heksan.
Kelarutan
suatu zat padat dan zat cair pada suatu pelarut akan meningkat seiring dengan
kenaikan suhu bila proses plarutnya adalah endoterm, sedangkan untuk proses
pelarutan yang bersifat eksoterm pemanasan justru menurunkan harga kelarutan
zat. Fenomena yang kedua ini jarang dijumpai di alam yang umum adalah proses
pelarutan yg bersifat endoterm yaitu memerlukan kalor. Beberapa zat dalam
larutan akan rusak atau terurau dan menguap dengan pemanasan sehingga suhu
ekstraksi harus diperhatikan agar senyawa yang diharapkan tidak rusak. Oleh
karena itu, ekstraksi etil p-metoksi
sinamat dari kencur tidak boleh menggunakan suhu yang lebih dari titik lelehnya
48-50oC.
Pada percobaan kali ini kami melakukan isolasi
etil p-metoksi sinamat dari kencur (Kaemferia
galanga L.). Pertama-tama serbuk kencur di eksraksi dengan metode refluks
selama 1 jam. Dimana prinsip refluks yaitu penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat
bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang
akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang
berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara
berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan
sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan
dipekatkan. Setelah direfluks campuran kencur dan n-heksan disaring
untuk mendapatkan filtrat. Setelah didapatkan filrat dipanaskan filtrat di
penangas air sampai mengental hal ini dilakukan sebagai pengganti destilasi
sederhana untuk dipekatkan. Setelah mengental atau pekat filtrat disimpan di
wadah berisi es hal ini dilakukan agar kristal cepat terbentuk. Setelah kristal
terbentuk dilakukan rekristalisasi atau kristalisasi kembali dengan menggunakan
n-heksan. Setelah direkristalisasi disaring kristal yang terbentuk. Kemudian di
ukur titik lelehnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Rostiana, Rosita, S., Mono,
R., dan Taryono, 2005, Budidaya Kencur,BPOM, UGM Press: Yogyakarta
[2] Rohmah, J., Titik, T., dan
Hadi, P., 2009, Optimasi Suu Sintesis Iso Amil p-Metoksi Sinamat Melalui Reaksi Transesterifikasi dari Etil p-Metoksi Sinamat Hasil Isolasi Rimpang
Kencur (Kaemferia galanga L.), Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa ISBN: 978-979-028-103-5
[3] Soeratri, W., Tristiana,
E., Diny, R., dan Noorma, R., 2014, Penentuan Dosis Asam p-Metoksisinamat
(APMS) sebagai Antiinflamasi Topikal dan Studi Penetrasi APMS Melalui Kulit
Tikus dan Tanpa Stratum Korneum, Jurnal
Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia 1(1).
[4] Ekowati, J., Marcellino,
R., Shigeru, S., Tutuk, B., Sukrdiman, Adam, H., dan Edy, M., 2010, Structure Modification of Ethyl p-methoxycinnamate Isolated from Kaempferia galanga Linn. and Citotoxicity Assay of The Products on WiDr
Cells, Indonesian Journal of Center
Chemoprevention 1(1), ISSN: 2088-0917.
[5] Setyawan., Pandhu, P.,
Astriningtyas, A., dan Wara, D. 2012, Optimasi Vield Etil P-Metoksisinamat pada
Ekstraksi Oleoresin Kencur (Kaemferia
galanga L.) Menggunakan Pelarut Etanol, Jurnal
Bahan Alam Terbarukan 1(2), ISSN:
2303-0623

Comments
Post a Comment