MAKALAH "VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR AMOXICILIN DAN IBUPROFEN DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN MENGGUNAKAN METODE KCKT"


BAB I
Kromotografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Kegunaan umum KCKT adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis, analisis ketidakmurnian (impurities), analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non-volatil), penentuan molekul-molekul netral, ionik, maupun zwitter ion, isolasi dan pemurnian senyawa, pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sekelumit, dalam jumlah banyak, dan dalam skala proses industri. KCKT dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun kauntitatif
Validasi metode pada penetapan kadar ibuprofen secara in vitro menggunakan matriks plasma darah tikus jantan wistar sebagai hewan percobaan perlu dilakukan untuk mendapatkan metode valid yang dapat dipercaya pada penetapan kadar ibuprofen secara in vivo (studi farmakokinetika dan uji bioavalibilitas-bioekivalensi) maupun uji klinis pada manusia.
Validasi metode analisis merupakan suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis diuraikan dan didefinisikan sebagaimana cara penentuannya. Adapun parameter-parameter tersebut antara lain adalah kecermatan (akurasi), keseksamaan (presisi), selektivitas, linearitas dan rentang, batas deteksi(LOD) dan batas kuantitas (LOQ), ketangguhan metode, kekuatan metode.
Obat merupakan zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan (Ansel, 1985). Salah satu obat yang digunakan sebagai antiradang dan analgesik adalah ibuprofen.
Berdasarkan Food and Drug Administration (FDA), salah satu obat yang wajib diuji bioekuivalensinya adalah amoxicilin. Amoxicilin merupakan obat golongan β-laktam termasuk dalam kelompok antibiotik yang paling sering digunakan pada pengobatan anti-infeksi termasuk pada pengobatan bronkitis. Pengobatan Bronkitis menggunakan amoxicilin harus dengan dosis yang tinggi.
Ibuprofen merupakan obat analgetik golongan Non-Steroid Anti-Inflammatory drugs (NSAIDs) turunan asam arilasetat. Obat ini terutama digunakan untuk mengurangi rasa nyeri akibat peradangan pada berbagai kondisi rematik dan arthritis. Ibuprofen menimbulkan efek analgesik dengan menghambat secara langsung dan selektif enzim-enzim pada sistem saraf pusat yang mengkatalis biosintesis prostaglandin seperti siklooksigenase. Penghambatan tersebut menyebabkan pencegahan sensitasi reseptor rasa sakit oleh mediator-mediator rasa sakit seperti bradikinin, histamin, serotonin, prostasiklin, prostaglandin, ion hidrogen dan kalium yang dapat merangsang rasa sakit secara mekanis atau kimiawi.

Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah:
1.    Bagaimana perbedaan analisis penetapan kadar obat Amoxicilin dan Ibuprofen dengan menggunakan metode HPLC ?
2.    Bagaimana hasil dari analisis penetapan kadar obat Amoxicilin dan Ibuprofen menggunakan metode HPLC ?

Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah :
1.    Untuk mengetahui perbedaan analisis penetapan kadar obat Amoxicilin dan Ibuprofen dengan menggunakan metode HPLC
2.    Untuk mengetahui hasil dari analisis penetapan kadar obat Amoxicilin dan Ibuprofen menggunakan metode HPLC

BAB II

A.    Perbedaan Analisis Penetapan Kadar Obat Amoxicilin Dan Ibuprofen dengan Menggunakan Metode HPLC
        Pada jurnal yang menganalisis penetapan kadar obat Amoxicilin dan obat Ibuprofen memiliki perbedaan beberapa uji. Pada jurnal yang menganalisis obat Amoxicilin ada beberapa uji yang dilakukan yaitu penentuan panjang gelombang maksimum, optimasi waktu kestabilan. Pada jurnal analisis penetapan kadar obat Amoxicilin ini juga dilakukan validasi metode analisis amoxicillin meliputi uji linearitas, uji akurasi, uji persisi, uji batas deteksi uap dari batas kualitas, uji kesesuaian system dan penetapan kadar amoxicillin.
        Sedangkan pada jurnal analisis penetapan kadar obat Iburpofen uji yang dilakukan adalah uji linearitas, uji akurasi, uji persisi, uji batas deteksi uap dan batas kualitas, uji keseragamn bobot dan penetapan kadar ibuprofen.
        Pada kedua jurnal yang dijelaskan diatas ada beberapa perbedaan uji yang dilakukan pada analisis penetapan kadar obat Amoxicilin dan Ibuprofen. Adapun perbedaan uji yang dilakukan yaitu pada amoxicillin dilakukan uji kesesuaian system, penentuan panjang gelombang maksimum, dan optimasi waktu kestabilan sedangkan pada analisis penetapan kadar obat ibuprofen tidak dilakukan. Pada analisis penetapan kadar obat Ibuprofen uji berbeda yang dilakukan adalah uji keseragaman bobot.

B.     Hasil dari perbedaan Analisis Penetapan Kadar Obat Amoxicilin dan Ibuprofen
        Hasil analisis dari penetepan kadar obat amoxilicin yaitu:
1.      Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri ultraviolet-visibel. Dari beberapa konsentrasi yaitu 250, 100, 50, 10, 3 dan 1 μg/mL diperoleh serapan maksimum Amoxicilin pada panjang gelombang 230 nm dan konsentrasi paling optimum yaitu pada konsentrasi 3 μg/mL.
2.      Optimasi Waktu Kestabilan
Pada optimasi waktu kestabilan (Operating time) dengan menggunakan panjang gelombang terpilih yaitu 230 dan konsentrasi 3 μg/mL dengan waktu 0-10 menit menunjukkan absorbansi yang stabil yaitu 0,11.
3.      Uji kesesuaian system
Uji kesesuaian sistem dilakukan untuk memastikan kesesuaian dan keefektifan sistem yang digunakan agar diperoleh kondisi oprasional dan kromatogram yang baik. Dari hasil percobaan diperoleh nilai rata-rata, yaitu jumlah plat teoritis 18,19, factor kapasitas 4,71, asimetris 0,70 dan %RSD (standar deviasi relatif) 15,35%. Berdasarkan hasil tersebut ada beberapa parameter yang tidak sesuai dengan persyaratan yaitu untuk plat teoritis yang dipersyaratkan >2500 sedangkan hasilnya <2500 dan untuk %RSD yang dipersyaratkan yaitu 5-15% sedangkan yang dihasilkan adalah 15,35%. Namun untuk faktor kapasistas dan faktor tailing (asimetris) telah sesuai. Ketidak sesuaian hasil plat teoritis disebabkan oleh perubahan HETP (lebar lempeng teoritis) dan juga pelebaran puncak.

Sedangkan hasil analisis penetapan kadar obat Ibuprofen, yaitu:
1.      Uji Keseragaman Bobot
Uji keseragaman bobot dilakukan untuk mendapatkan bobot tablet yang seragam dan dari semua tablet yang ditimbang bobotnya tidak menyimpang dari ketentuan dalam Farmakope Indonesia Edisi III. Pada uji ini digunakan 20 tablet kemudian ditimbang satu per satu dan diperoleh bobot tablet rata-ratanya adalah 732,8 mg untuk tablet merek dan 562,5 mg untuk tablet generik

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini, yaitu:
1.      Perbedaan analisis penetapan kadar obat Amoxicilin dan Ibuprofen dengan menggunakan metode HPLC terletak pada uji-uji yang dilakukan. Dimana pada analisis penetapan kadar obat amoxicillin dilakukan uji kesesuaian system, penentuan panjang gelombang maksimum, dan optimasi waktu kestabilan sedangkan pada analisis penetapan kadar obat ibuprofen tidak dilakukan. Pada analisis penetapan kadar obat Ibuprofen uji berbeda yang dilakukan adalah uji keseragaman bobot.
2.      Perbedaan Hasil Analisis:
a.       Pada analisis penetapan kadar obat amoxicillin yaitu nilai dari penentuan panjang gelombang yaitu pada konsentrasi 3 μg/mL, nilai optimasi waktu kestabilan yaitu 0,11, dan nilai dari uji kesesuaian system  yang dihasilkan adalah 15,35%.
b.      Pada analisis penetapan kadar obat ibuprofen yaitu nilai uji keseragaman bobotb yang dihasilkan yaitu 732,8 mg.

B.     Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh data kata sempurna oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bias lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.


Sari, N., Fatimawati., dan Max, R., 2015, Validasi Metode Analisis Kromatografi Cair Kinerja Tinggi untuk Penetapan Kadar Amocilin dalam Plasma Secara In Vitr4o, Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol. 4 No. 3.

Susanti., Aditya, H. E., Ika, D. Y., dan Asmiyenti, D. D., 2014, Penetapan Kadar Ibuprofen Dalam Tablet Serta Aplikasinya Pada Plasma Tikus Jantan Wistar In Vitro  dengan Metode KCKT, Molekul, Vol. 9. No. 2.

Comments

  1. AJO_QQ poker
    kami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
    Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
    di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
    - play aduQ
    - bandar poker
    - play bandarQ
    - capsa sunsun
    - play domino
    - play poker
    - sakong
    -bandar 66
    -perang baccarat (new game )
    Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
    PROMO MENARIK
    di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
    Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
    withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
    menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
    Permanent (acak) |
    Whatshapp : +855969190856

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Makalah Sediaan Steril "Salep Mata"

laporan praktikum FARFIS II "Sedimentasi Partikel Suspensi"

Laporan FARFIS II "Fenomena Distribusi"